Senin 20 May 2019 23:46 WIB

Ada Isu Teror Bom, TKN Minta Aksi 22 Mei Diurungkan

Aksi 22 Mei nanti lebih banyak mudharatnya, daripada maslahatnya bagi peserta aksi.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andi Nur Aminah
Abdul Kadir Karding
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Abdul Kadir Karding

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengimbau massa yang berencana mengikuti Aksi 22 Mei, untuk mengurungkan niatnya tersebut. Imbauan itu disampaikan karena adanya sejumlah ancaman teror bom yang akan dilancarkan pada tanggal tersebut.

"Banyaknya teroris yang ditangkap Densus 88 plus barang bukti belasan bom siap ledak jadi bukti bahwa peringatan dari kepolisian bukan isapan jempol," ujar Wakil Ketua TKN, Abdul Kadir Karding lewat keterangan resminya, Senin (20/5).

Baca Juga

Abdul menjelaskan, imbauannya itu disampaikan bukan karena ingin membatasi penyampaian pendapat kepada lembaga penyelenggara Pemilu. Ia hanya tak ingin terjadi situasi tak kondusif jelang pengumuman hasil rekapitulasi Pemilu 2019.

"Harusnya publik bisa melihat lebih jernih dan penuh akal sehat kalau indikasi ada pihak yang ingin negeri ini chaos sehingga menimbulkan konflik sudah terendus pemerintah," ujar Abdul.

Selain itu, ia menilai Aksi 22 Mei nanti lebih banyak mudaratnya, daripada maslahatnya bagi peserta aksi yang hadir. Apalagi aksi akan diselenggarakan di tengah bulan Ramadhan, yang seharusnya menjadi waktu untuk meraih pahala sebanyak-banyaknya.

"Demo dengan berteriak-teriak sambil mengeluarkan kalimat yang tak dianjurkan saat berpuasa, malah justru bisa mengurangi pahala puasa. Apalagi kalau sampai nanti ada provokator, sehingga emosi demonstran malah terpancing. Yang ada, malah batal puasa," ujar Abdul.

Ia pun mengimbau kepada semua pihak untuk ikhlas menerima hasil Pemilu 2019. Jikalau tak puas dengan keputusan KPU, dapat mengajukan gugatan ke Bawaslu atau Mahkamah Konstitusi (MK).

"Sudah ada kanal-kanal untuk melaporkan adanya dugaan kecurangan hingga ketidakpuasan penyelenggaraan pemilu. Pakai saja semua saluran yang ada sesuai konstitusi. Laporkan disertai bukti-bukti yang kuat. Jangan malah mau bertindak main menang sendiri," ujar Abdul.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement