REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Kepala pasukan elite Garda Revolusi Iran menegaskan, Teheran tidak ingin mengejar perang. Namun mereka tak takut jika harus menghadapinya.
"Perbedaan antara kami dengan mereka adalah kami tidak takut dengan perang dan tidak memiliki keinginan untuk itu," kata Mayor Jenderal Hossein Salami, seperti dikutip kantor berita Fars, Ahad (19/5).
Sebelumnya BBC melaporkan Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif juga mengatakan Teheran tidak ingin berperang. Menurutnya tidak ada negara yang memiliki 'ide atau ilusi dapat mengkonfrontasi dengan Iran'.
Ketegangan antara Iran dengan Amerika Serikat (AS) terus meningkat sejak Negeri Paman Sam mengirimkan aset militer mereka ke kawasan dengan alasan ancaman dari Iran. AS sudah mengirimkan kapal perang dan pesawat tempur ke kawasan Teluk. Namun Presiden AS Donald Trump mengatakan ia akan menghindari perang di luar negeri.
"Trump tidak ingin berperang, tapi orang-orang di sekitarnya mendorongnya untuk berperang dengan dalih untuk membuat Amerika lebih kuat melawan Iran," kata Zarif.
Ketegangan antara kedua negara sudah meningkat sejak 2017 lalu ketika Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir 2015. Trump juga memberlakukan kembali sanksi ekonomi untuk menghentikan program nuklir Iran. Menurut Trump kesepakatan nuklir 'tidak efektif'.
Iran juga menghentikan beberapa komitmen dalam perjanjian tersebut. Mereka mengancam akan kembali memproduksi pengkayaan uranium. Selain mengerahkan kapal perang dan pesawat tempur AS juga menarik 'pegawai non-darurat' dari Irak.
Penyidik AS juga menuduh Iran atau kelompok yang mereka dukung menggunakan bahan peledak untuk merusak empat tangker Uni Emirat Arab pada awal bulan lalu. Teheran dengan tegas membantah keterlibatan mereka dalam insiden itu.