Senin 30 Jun 2025 15:26 WIB

Jenderal Iran Bicara dengan Menhan Saudi, Ragukan Komitmen Israel, Siapkan Serangan Balasan

Iran sebut baik Israel maupun AS tak mematuhi norma internasional.

Tentara Israel dan tim penyelamat mencari korban di tengah reruntuhan bangunan tempat tinggal yang hancur akibat serangan rudal Iran di Beersheba, Israel, Selasa (24/6/2025). Gelombang serangan rudal Iran menghantam kota Beersheba, Israel. Sejumlah bangunan hancur dan empat warga dikabarkan tewas dalam serangan itu.
Foto: AP Photo/Leo Correa
Tentara Israel dan tim penyelamat mencari korban di tengah reruntuhan bangunan tempat tinggal yang hancur akibat serangan rudal Iran di Beersheba, Israel, Selasa (24/6/2025). Gelombang serangan rudal Iran menghantam kota Beersheba, Israel. Sejumlah bangunan hancur dan empat warga dikabarkan tewas dalam serangan itu.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -– Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi menyatakan Iran ragu Israel akan mematuhi gencatan senjata yang mengakhiri agresinya terhadap negara itu. Ia menegaskan Republik Islam Iran siap sepenuhnya untuk memberikan tanggapan yang tegas jika Israel kembali menyerang.

Mayor Jenderal Mousavi menyampaikan pernyataan tersebut dalam percakapan telepon dengan Menteri Pertahanan Saudi Khalid bin Salman. Keduanya membahas perang 12 hari yang dikobarkan oleh rezim Israel dan Amerika Serikat.

Baca Juga

“Iran sepenuhnya siap untuk memberikan tanggapan yang tegas jika rezim Israel memperbarui agresi, dan memiliki keraguan serius tentang komitmen musuh terhadap kewajibannya, termasuk gencatan senjata,” kata komandan militer tertinggi tersebut dilansir laman IRNA, Senin (30/6/2025). 

Iran menyatakan bahwa agresi AS-Israel terjadi meskipun Teheran telah melakukan 'pengekangan' terhadap program nuklir mereka. Serangan juga terjadi saat  negosiasi tidak langsung dengan Washington sedang berlangsung.

“Kedua rezim ini tidak menunjukkan komitmen terhadap aturan atau norma internasional apa pun, dan ini terbukti kepada dunia selama perang 12 hari yang dipaksakan,” katanya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement