Rabu 15 May 2019 21:27 WIB

Yenny Wahid: Pengerahan Massa Bisa Munculkan Aksi Kekerasan

Yenny meminta elite politik tidak menggulirkan isu-isu berbau porvokasi.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ratna Puspita
Direktur Wahid Foundation - Yenny Wahid
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Direktur Wahid Foundation - Yenny Wahid

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid, khawatir pengerahan massa dapat memunculkan aksi kekerasan. Jika hal tersebut terjadi, pengerahan massa yang diwacanakan oleh kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ini justru dapat merugikan masyarakat.

"Nanti bisa saling baku hantam dari pengerahan massa, kalau sudah begitu ada konflik di lapangan, rakyat tidak berdosa diprovokasi elitnya," ujar Direktur Wahid Foundation usai menghadiri silaturahmi Bogor untuk Indonesia yang dihadiri kepala daerah di Museum Kepresidenan Balai Kirti pada Rabu, (15/5).

Baca Juga

Di sisi lain, Yenny menilai sebutan people power dari kubu Prabowo untuk menyikapi hasil pilpres 2019 tidaklah tepat. Ia merasa istilah pengerahan massa cenderung lebih tepat karena berhubungan dengan kegiatan politik yang melatarbelakanginya.

"Ini bukan people power, tetapi pengerahan massa, berbeda. Karena people power terjadi di istilah militer. Ada pra kondisi yang terjadi berangkat dari kegelisahan masyarakat sesungguhnya. Kalau ini kan lebih karena persoalan politik," katanya.

Untuk itu, ia meminta elite politik bersikap bijak dengan tidak menggulirkan isu-isu berbau provokasi. Ia mengungkapkan komunikasi antar elite parpol sebenarnya terbuka sehingga pembicaraan soal dampak people power bisa diungkapkan.

Yenny juga meminta semua pihak baik pendukung Jokowi atau Prabowo menahan diri di tengah bulan Ramadhan ini. "Lebih baik semua menahan diri. Forum komunikasi elite sangat terbuka luas, hari ini bisa ada komunikasi (antarkepala daerah)," ucapnya.

photo
(dari kiri ke kanan) Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono, Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany, Wali Kota Bogor Bima Arya, Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, Gubernur NTB Zulkiflimansyah dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan keterangan kepada wartawan usai Silaturahmi Bogor Untuk Indonesia di Museum Kepresidenan Balai Kirti, Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/5/2019). (ANTARA)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement