Rabu 15 May 2019 19:13 WIB

Polda Metro Tepis Isu Perekrutan Anggota Gangster Lewat WA

Pesan berantai di Whatsapp itu adalah pesan lama yang kembali disebar.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya menepis isu perekrutan menjadi anggota gangster yang tersebar melalui aplikasi pesan dalam jaringan Whatsapp (WA) beberapa waktu ke belakang. Pesan berantai itu adalah pesan lama yang kembali disebar.

"Itu kasus lama ya tahun lalu yang berkaitan gangster-gangster itu yang sudah kami lakukan penangkapan dan memanfaatkan kultur dalam suatu kelompok kalau dia melukai orang maka dia akan diangkat jadi pimpinannya," ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (15/5).

Menurut Argo, berbagai pesan yang muncul di Whatsapp atau perpesanan biasa, sengaja dimunculkan kembali saat ini untuk mengejar sensasi. Argo mencontohkan video viral sesearang lari dan orang membacok hingga meninggal dunia di Kwitang, Jakarta Pusat, di mana pelakunya sudah ditangkap. Kemudian perkelahian di tempat parkir yang disebutnya terjadi di Makassar dan sudah ditangani oleh kepolisian.

"Kemudian ada foto yang tangannya putus, ini viral. Itu adalah kejadian yang viral beredar lagi, itu kejadian 22 Feb 2019. Jadi berbagai kejadian ini sengaja dinaikan kembali agar viral," ujar dia.

Hingga saat ini, sampai awal Mei, Argo mengaku belum mendapatkan laporan berkaitan dengan berbagai pesan broadcast yang menyesatkan di Jakarta. "Artinya broadcast yang menakutkan dengan harapan masyarakat resah itu tidak ada," ucapnya.

Argo mengatakan, pihaknya berani menjamin Jakarta dalam keadaan kondusif dan mengharapkan masyarakat tidak perlu khawatir untuk datang atau beraltivitas di Jakarta. "Saya nyatakan sekali lagi Jakarta aman, tidak masalah, silakan beraktivitas dan silakan datang ke Jakarta. Kami dari PMJ siap mengamankan. Jangan khawatir tidak ada kegiatan menakutkan," ucap Argo.

Terkait dengan mulai maraknya tawuran, baik antarpelajar maupun antarwarga yang menjadi kultur masyarakat bahwa siapa yang bisa melukai orang di sana dianggap paling hebat, Argo menyatakan hal tersebut menjadi tantangan bagi semua pihak untuk bisa mengikisnya. "Ini jadi tantangan buat kita semua untuk kita bisa ngikis anggapan seperti itu, mulai dari keluarga dan pranata sosial di masyarakat mulai dari RT, RW yang selama ini nggak peduli, nanti ada tetangga yang sedang asah alat besi, yang dibiarkan selama ini, tolong tegur untuk apa dan sebagainya, jadi kita saling peduli dan saling mengingatkan," tutur Argo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement