Kamis 09 May 2019 14:57 WIB

Said Aqil Ingin Isu Agama tak Lagi Terulang di Pemilu

Kiai Said menilai isu agama dapat memecah belah masyarakat.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj (kiri) berbincang dengan Mustasyar PBNU yang juga Cawapres nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin (kanan)
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj (kiri) berbincang dengan Mustasyar PBNU yang juga Cawapres nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj menilai, isu agama dalam penyelenggaraan pemilu baru pertama kali ini terjadi. Menurut Said, isu agama itu sangat berbahaya bagi masyarakat majemuk.

"Baru kali ini pemilu isunya kemarin agama. Ini mudah-mudahan jangan sampai terulang, cukup tahun ini. Ke depan pemilu adalah adu program bukan agama, bukan Islam non-Islam, bukan pendukung Islam anti-Islam, enggak, itu sangat berbahaya," jelas Said di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (9/5).

Baca Juga

Isu agama, kata ia, harus dihindari karena dapat memecah belah masyarakat dan juga menghancurkan negara seperti yang terjadi di negara Timur Tengah, Irak, Mesir, dan juga Suriah.

Said sendiri heran mengapa isu agama terus menerus dimunculkan dalam penyelenggaraan pemilu kemarin. Sejatinya pemilu menjadi ajang untuk adu program antarpasangan calon.

"Karena isu itu Islam anti-Islam, kita luculah, terus terang saja kalau pasangan Jokowi kiai Ma'ruf amin disebut anti-Islam luculah, masa Kiai Ma'ruf anti Islam," ucapnya.

Ia pun berharap, pemilu 2019 ini menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat Indonesia agar tak memainkan isu agama pada pemilu selanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement