Sabtu 04 May 2019 11:05 WIB

Manuver Demokrat dan Keheranan SBY untuk Kubu Prabowo

SBY mengaku heran Prabowo tak dibolehkan menggelar pertemuan dengan Jokowi

Rep: Febrianto Adi Saputro, Arif Satrio Nugroho, Rizkyan Adiyudha, Nawir Arsyad Akbar/ Red: Karta Raharja Ucu
Sejumlah tokoh Gerakan Suluh Kebangsaan dan tokoh masyarakat melakukan silaturahmi dengan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sekaligus menjenguk kondisi terkini istri SBY, Kristiani Herrawati (Ani Yudhoyono) di National Universitas Hospital (NUH) Singapura, Jumat (3/5).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Sejumlah tokoh Gerakan Suluh Kebangsaan dan tokoh masyarakat melakukan silaturahmi dengan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sekaligus menjenguk kondisi terkini istri SBY, Kristiani Herrawati (Ani Yudhoyono) di National Universitas Hospital (NUH) Singapura, Jumat (3/5).

SINGAPURA -- Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), meminta semua pihak bersedia membuka ruang dialog di tengah kondisi bangsa saat ini. Ia menganggap bahaya bagi suatu negara jika hanya memandang sesuatu berdasarkan hitam dan putih.

"Paling tidak kalau ada sesuatu yang jaraknya menganga, ada kemauan untuk berdialog, over time, compromise," ujar SBY saat ditemui di National University Hospital, Singapura, Jumat (3/5).

Di hadapan istri Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Sinta Nuriyah, SBY mengaku kerap mendialogkan banyak hal dengan Gus Dur. Ruang membuka dialog inilah yang menurutnya saat ini tidak ada. "Tolong dibuka kembali ruang dialog dan komunikasi. Dibangun komunikasi, dialog," ujarnya.

Ketua umum Partai Demokrat ini juga menegaskan, memosisikan diri di tengah bukan berarti buruk. SBY mencontohkan, ketika perang dingin antara Blok Timur dan Barat, Indonesia memutuskan untuk tidak memihak salah satu blok pun

photo
Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
"We try to bridge. Menjembatani yang sedang berhadap-hadapan," kata SBY menegaskan.

Pria yang menjabat sebagai presiden RI selama dua periode ini mengaku heran dengan pendapat kubu calon presiden Prabowo Subianto tidak dibolehkan mendatangi dan menggelar pertemuan dengan kubu capres pejawat Presiden Joko Widodo. Menurut dia, cara pandang itu tidak tepat.

Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Amir Syamsudin, juga membela langkah Komandan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono yang menghadap Presiden Jokowi, Kamis (3/5) kemarin. Menurut Amir, sesuai pesan SBY, tidak ada yang salah melakukan dialog dalam berpolitik.

"Ya dialog itu bagus. Pertemuan itu jelas bagus dan saya kira tidak ada yang salah ya di politik itu tentunya membuka peluang," kata Amir.

Namun, ia enggan mengakui posisi Partai Demokrat yang mulai merapat ke pihak paslon 01. Terlebih, soal membahas posisi di kabinet yang akan dibentuk pemerintahan periode selanjutnya.

Ia menegaskan, yang terpenting saat ini adalah pengawalan hasil penghitungan suara bersama Koalisi Adil Makmur. "Saya kira itu positif saja, tapi kita menunggu saja dulu hasil dari pemilu itu sendiri. Terlalu dini membicarakan posisi-posisi yang Anda tanyakan di posisi yang sekarang ini," ujar dia.

Amir memastikan, Demokrat akan turut mengawal dan memastikan pemilu berlangsung jurdil secara konstitusional. Jika proses itu te lah dilalui dengan baik dan benar, Demokrat pun akan menghargai hasil pemilu.

Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily, menilai pertemuan AHY-Jokowi bisa dijadikan teladan untuk seluruh elite politik. Pertemuan itu untuk menunjukkan politik berjalan sejuk bagi semua pihak. Ia mengatakan, pertemuan tersebut menunjukkan Presiden Jokowi terbuka dengan semua pihak, termasuk lawan politiknya.

"Sikap Presiden Joko Widodo ini juga menunjukkan sikap kenegarawanan jauh lebih penting daripada sekadar kontestasi pemilu," kata Ace.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement