Senin 29 Apr 2019 14:14 WIB

Jokowi Gelar Ratas Bahas Pemindahan Ibu Kota

DKI memikul beban sebagai pusat pemerintahan dan layanan publik, serta bisnis.

Rep: Dessy Suciati Saputri / Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas membahas rencana pemindahan Ibu Kota, Senin (29/4). Saat membuka ratas, Jokowi menekankan, gagasan pemindahan Ibu Kota ini sudah muncul sejak lama, yakni sejak era presiden pertama Soekarno. 

"Sampai di setiap era presiden pasti muncul gagasan itu, tetapi wacana ini timbul tenggelam karena tidak pernah diputuskan dan dijalankan secara terencana dan matang," ujar Jokowi di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (29/4). 

Baca Juga

Menurut Jokowi, rencana pemindahan Ibu Kota harus memperhatikan kepentingan jangka panjang. Untuk membangun sebuah negara maju, ia mengatakan, perlu mempertimbangkan posisi DKI Jakarta yang memikul dua beban sebagai pusat pemerintahan dan layanan publik, sekaligus pusat bisnis. 

Jokowi mengatakan, sejumlah negara mengantisipasi perkembangan negaranya di masa mendatang dengan memindahkan pusat pemerintahan. Negara yang melakukan ini seperti Malaysia, Korea Selatan, Brasil, dan Kazakhstan. 

"Kita ingin kita berpikir visioner untuk kemajuan negara ini," tambahnya. 

Presiden menambahkan untuk memindahkan Ibu Kota memerlukan persiapan yang matang dan detail, baik dari sisi pemilihan lokasi, kesiapan infrastruktur, maupun pembiayaan. Menurutnya, pemilihan lokasi Ibu Kota harus tepat dengan memperhatikan aspek geopolitik dan geostrategis. 

"Tapi saya meyakini kalau dari awal disiapkan dengan baik, maka gagasan besar ini akan bisa kita wujudkan," ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement