REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Bank Indonesia Kantor Perwakilan (KPw) Solo menyiapkan uang tunai sebesar Rp 5,4 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Solo Raya saat Ramadhan dan Idul Fitri 1440H/2019. Estimasi kebutuhan uang (EKU) tersebut meningkat 3,35 persen dibandingkan realisasi kebutuhan uang pada Ramadhan dan Idul Fitri 2018 yang senilai Rp 5,23 triliun.
Kepala Tim Sistem Pembayaran, Pengeluaran Uang Rupiah, Layanan dan Administrasi,
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo, Bakti Artanta, mengatakan, estimasi kebutuhan uang untuk Ramadhan dan Lebaran selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada 2017, EKU sebesar Rp 4,6 triliun kemudian realisasinya Rp 4,61 triliun.
Pada 2018, EKU sebesar Rp 5,0 triliun dan realisasinya Rp 5,23 triliun. Kemudian, estimasi pada 2019 senilai Rp 5,4 triliun. Nominal tersebut terdiri dari uang pecahan besar hampir 80 persen dan sisanya uang pecahan kecil.
"Tahun 2019 ini prediksi atau estimasi kebutuhan uang untuk Ramadhan dan Lebaran sebesar Rp 5,408 triliun baik uang kertas maupun uang logam. Di Solo Raya ini adalah angka yang akan kami upayakan supaya deviasinya tidak terlalu tajam," jelas Bakti saat jumpa pers di Gedung KPw BI Solo, Senin (29/4).
Bakti memaparkan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan kebutuhan uang. Di antaranya, tren pertumbuhan uang kartal, keikutsertaan BPR/BPRS, pegadaian dan kantor pos dalam layanan penukaran uang, serta kebutuhan masyarakat terhadap uang kartal pada momen-momen tertentu seperti hari raya.
Tahun ini, BI Solo juga melakukan perluasan titik penukaran uang. Pada 2018, terdapat 111 titik penukaran uang, jumlahnya bertambah menjadi 150 titik pada 2019. Jumlah 150 titik tersebut secara rinci, 98 bank umum, 30 BPR, delapan BPRS, 10 pegadaian, dan 4 kantor pos.
Jumlah BPR yang berpartisipasi mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya delapan BPR menjadi 30 BPR pada tahun ini. Jumlah pegadaian yang berpartisipasi juga meningkat dari dua pegadaian menjadi 10 pegadaian. Selain itu, tahun lalu PT Pos belum berpatisipasi.
Jumlah 150 titik tersebut tersebar di tujuh kota/kabupaten, yakni di Solo 74 titik, Boyolali 14 titik, Klaten 16 titik, Sukoharjo 15 titik, Karanganyar 11 titik, Wonogiri 10 titik, dan Sragen 10 titik. Penukaran uang dilayani pada 13 Mei sampai 1 Juni 2019 sesuai dengan jadwal masing-masing titik.
"Kami menargetkan dalam satu hari terdapat 1.100 penukar. Kalau tahun lalu 1.000 penukar per hari," ungkapnya.
Dia menjelaskan, BI menerapkan beberapa metode penukaran uang agar memberikan kesempatan yang sama kepada maayarakat untuk menukarkan uang. Metode tersebut antara lain, screening KTP agar masyarakar hanya bisa menukar satu kali dalam sepekan.
Kemudian, mencelupkan jari ke dalam tinta agar masyarakat hanya bisa menukar di satu tempat pada hari yang sama. Selain iti, ada ketentuan batas limit penukaran uang yakni Rp 4,4 juta per orang agar masyarakat punya kesempatan sama untuk melakukan penukaran.
"Kami pada prinsipnya tidak membatasi jumlah penukaran. Namun untuk memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat makanya kami tentukan limit batas penukaran," imbuh Bakti.
Perbedaan lainnya, tahun ini BI membuka layanan penukaran uang di Rest Area jalan tol Solo-Kertosono. Sebab, BI memperkiraan jalur mudik melalui tol Solo-Kertosono akan naik signifikan. Layanan tersebut dibuka pada 30 Mei-1 Juni di Rest Area KM 519 A dan B di Masaran Sragen.