REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta aparat kewilayahan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk siaga menangani bencana banjir besar dan longsor di Bengkulu dalam beberapa hari terakhir. JK mengatakan, para relawan seperti dari Palang Merah Indonesia (PMI) juga sudah bergerak membantu penanganan korban terdampak banjir Bengkulu.
Hal itu disampaikan JK di sela-sela kunjungan kerja meresminkan gedung A dan Kalla Ballroom di RS PMI Bogor, Senin (29/4). "Ya PMI di sana sudah bergerak, kita tentu ada aparat di sana untuk bekerjasama dengan instansi yang lain," ujar JK.
Menurut JK, Pemerintah terus mengantisipasi dengan menyiapkan prosedur penanganan bencana banjir di Bengkulu. Itu karena, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan intensitas hujan masih akan terys meningkat di wilayah tersebut.
"Ya namanya perkiraan ya, tentu antisipasi pemerintah mempersiapkan juga, karena kita kan sudah ada aturan dan prosedur, sop-nya sudah ada semua dan ada badan-badannya, ada basarnasnya, ada BPBD, BNPB, selain (kementerian) sosial, ada PMI. Jadi selalu stand by urusan itu," ujar JK, yang juga Ketua Umum PMI tersebut.
JK menyebut, Bengkulu termasuk daerah yang cukup rawan bencana. Jika sebelumnya, gempa kerap mengguncang provinsi tersebut, kali ini banjir besar melanda wilayah yang dijuluki Bumi Raflesia tersebut.
Tidak tanggung-tanggung, banjir menyebabkan korban jiwa dan puluhan lainnya hilang. BPBD Bengkulu memperbarui data korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor yang melanda Bengkulu tiga hari lalu menjadi 29 orang. Sementara itu 13 orang lainnya dilaporkan masih hilang pasca banjir Bengkulu.
"Ini memang bengkulu itu termasuk daerah bencana juga, kadang-kadang gempa, banjir, ini pertama kali kok banjir yang besar saya dengar di Bengkulu itu," ujar JK.
JK pun menyoroti terjadinya banjir, tak lepas dari kondisi lingkungan yang telah mengubah fungsi hutan. Ia pun mengimbau Pemerintah Daerah untuk memperbaiki lingkungan dan mengembalikan fungsi hutan sebagai tempat penyimpanan air.
"Terutama perbaikan lingkungan, karena banjir itu kan karena selalu akibat daripada hutan yang kurang. Jadi itu akibatnya. Karena hutan itu tempat menyimpan air. Ini akibat macam-macam, upaya kebun atau tambang, ini menyebabkan lingkungan kita harus dijaga betul," kata JK.