Sabtu 27 Apr 2019 17:09 WIB

Ketua KPPS di Sukabumi Meninggal karena Kelelahan

Pemkot Sukabumi akan menanggung biaya sekolah ketua KPPS yang meninggal.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Nur Aini
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi melayat rumah duka petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 15 Kelurahan Limusnunggal Kecamatan Cibeureum Kota Sukabumi Tedi Supriadi (44l yang meninggal dunia Sabtu (27/4) siang. Petugas tersebut meninggal karena kelelahan setelah menjalankan tugas dalam pemilu
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi melayat rumah duka petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 15 Kelurahan Limusnunggal Kecamatan Cibeureum Kota Sukabumi Tedi Supriadi (44l yang meninggal dunia Sabtu (27/4) siang. Petugas tersebut meninggal karena kelelahan setelah menjalankan tugas dalam pemilu

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Seorang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 15 Kelurahan Limusnunggal Kecamatan Cibeureum Kota Sukabumi meninggal dunia Sabtu (27/4) siang. Petugas tersebut meninggal karena kelelahan setelah menjalankan tugas dalam pemilu 17 April 2019.

Petugas penyelenggara pemilu yang meninggal adalah Tedi Supriadi (44 tahun) yang bertugas sebagai Ketua KPPS di TPS 15 RW 06 Limusnunggal, Kecamatan Cibeureum. Almarhum juga sebagai Ketua Ketua RT 04 RW 06 Limusnunggal, Kecamatan Cibeureum.

Baca Juga

''Pemerintah Kota turut berduka cita yang mendalam dan mendoakan almarhum bapak Tedi,'' ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi disela-sela melayat ke rumah duka di Kelurahan Limusnunggal, Sabtu (27/4). Keberadaan petugas KPPS yang meninggal dan mengalami sakit akibat kelelahan bertugas dalam pemilu menjadi perhatian serius dari Pemkot Sukabumi.

Informasi yang diperolehnya, kata Fahmi, almarhum meninggal karena kelelahan setelah masa pencoblosan dan penghitungan suara pada 17 April 2019. Petugas KPPS tersebut mempunyai satu anak yang masih duduk di bangku SD dan akan melanjutkan ke SMP. Sehingga, pemkot akan menanggung biaya pendidikan untuk anak tersebut.

Perhatian itu, kata Fahmi, diberikan agar masa depan anak-anaknya dapat terjamin. Sehingga, mereka bisa melanjutkan pendidikan dan meraih masa depan yang lebih baik.

Fahmi menuturkan, petugas KPPS dapat dikatakan sebagai pejuang demokrasi. Sebabnya, mereka telah berjuang dalam menyukseskan pesta demokrasi terbesar di dunia.

Istri dari Tedi, Tati Setiawati (40 tahun) menerangkan, suaminya mengalami kelelahan dan merasa sesak nafas setelah bertugas pada tahapan pencoblosan pemilu. Berikutnya Tedi dibawa ke RSUD R Syamsudin SH dan sempat dirawat empat hari.

Kondisi kesehatan Tedi makin memburuk dan meninggal pada Sabtu sekitar pukul 10.00 WIB. Keluarga merasa terharu dengan perhatian wali kota Sukabumi yang melayat langsung ke rumah duka. 

Sebelumnya, Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi juga melayat petugas pengamanan langsung (Pamsung) TPS yang meninggal dunia selepas penyelenggaraan pemilu, Jumat (26/4). Kedatangannya sebagai bentuk rasa duka yang mendalam atas meninggalnya almarhum petugas Pamsung Andi (57 tahun) yang berjaga di TPS 13 Kelurahan Gunungparang, Kecamatan Cikole.

Petugas pamsung tersebut merupakan warga RT 01 RW 08 Pancuran Kembang, Kelurahan Gunungparang, Kecamatan Cikole. ‘’Kami melayat untuk menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas meninggalnya bapak Andi,’’ ujar Fahmi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement