REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Belum seluruh wilayah di Kabupaten Indramayu terjangkau pelayanan air bersih. Salah satu penyebabnya adalah tingginya biaya investasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan cakupan pelayanan tersebut.
Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Indramayu, Suryono, menyebutkan, sampai 2018, pelayanan air bersih di Kabupaten Indramayu baru mencapai 59,16 persen atau 296.282 sambungan rumah (SR). Jumlah itu terdiri dari 25,36 persen (127.008 SR) terlayani melalui Jaringan Perpipaan (PDAM) dan 33,80 persen (169.273 SR) terlayani melalui Bukan Jaringan Perpipaan (sumur bor air tanah dalam, sumur dangkal, mata air).
"Wilayah yang belum terlayani jaringan perpipaan (PDAM) hingga saat ini tersebar di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Gantar, Kroya, Cikedung, dan Terisi," ujar Suryono, Jumat (26/4).
Suryono mengungkapkan, untuk mengatasi permasalahan air bersih tersebut, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2018 lalu telah membangun lima buah sumur bor dalam. Kelimanya tersebar di Desa/Kecamatan Widasari, Desa Drunten Kulon, Kecamatan Gabuswetan, Desa Sanca, Kecamatan Gantar, Desa Sukaslamet, Kecamatan Kroya, dan Desa/Kecamatan Kroya.
Menurut Suryono, keberadaan sumur bor dalam tersebut sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat. Karenanya, KemenESDM menghibahkan aset barang milik negara itu kepada Pemkab Indramayu agar terus dipelihara dan dimanfaatkan oleh masyarakat.
Penandatanganan naskah hibah dan berita acara serah terima barang milik negara tersebut dilakukan oleh Bupati Indramayu, Supendi bersama dengan bupati/walikota lainnya di Melia Purosani Hotel, Yogyakarta, Kamis (25/4) malam.
Supendi mengungkapkan, hibah sumur bor itu sangat bermanfaat bagi warganya, terutama di wilayah yang selama ini kekurangan air bersih. Dia berjanji akan menjaga dan merawat aset tersebut agar terus dapat memberikan manfaat.
"Kami juga berharap agar program ini bisa terus dilanjutkan dan berkesinambungan," tutur Supendi.
Supendi mengatakan, pihaknya pun terus mengupayakan agar pemenuhan air bersih bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat secara merata. Ditargetkan, pelayanan air bersih untuk mencapai akses aman air minum 100 persen bisa terpenuhi pada 2019. Hal itu sesuai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019.
Selain itu, ditargetkan pula pelayanan air bersih sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah sebesar 60,56 persen pada 2021 mendatang. "Untuk mencapai target pelayanan air bersih 60,56 persen pada 2021, maka diperlukan penambahan akses air bersih sebesar 7020 SR," kata Supendi.
Dalam acara tersebut, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Rudi Suhendar mengatakan, hibah tersebut diserahkan kepada 104 kabupaten/kota di Indonesia. Adapun jumlah sumur bornya mencapai 1.268 unit.
"Kami harap sumur bor yang diserahterimakan ini bisa bermanfaat dan bisa dijaga serta dirawat secara bersama-sama," katanya.