REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menekan nota kesepahaman (MoU) dengan Komunitas Olah raga Tradisional Indonesia (KOTI) dan Purna Paskibraka Indonesia (PPI) di gedung BPIP, Jakarta Pusat, Rabu (24/4). Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPIP Hariyono mengatakan, alasan menggandeng dua organisasi tersebut lantaran keduanya sudah terbukti selama ini ikut menyosialisasikan nilai-nilai Pancasila di masyarakat.
"Keduanya pelopor dalam pengarusutamaan Pancasila, momen ini sangat tepat, karena kami tanggal 1 Juni, akan merayakan Hari Kelahiran Pancasila. Karena alasan itulah, KOTI tidak ada alasan untuk tak ikut," kata Hariyono usai menekan MoU dengan Ketua KOTI Suherman dan Ketua PPI Gousta Feriza.
Hariyono menambahkan, pelestarian permainan tradisional memiliki tujuan penting sebagai sarana membangkitkan tradisi di masyarakat. Sehingga, peringatan Hari kelahiran Pancasila dan Kemerdekaan pada 17 Agustus tidak semata-mata hanya diisi dengan pengibaran bendera. Dia pun menginstruksikan kepada jajaran deputi BPIP untuk membuat kegiatan berkelanjutan secara konkret agar KOTI terlihat dalam sosialisasi nilai-nilai Pancasila di masyarakat dan ikut berpartisipasi dalam acara pada 1 Juni mendatang.
"Permainan tradisional bukan semata-mata melestarikan tradisi eksotik, tetapi juga mengangkat harga diri dan pride of nation. Sehingga anak-anak yang bermain olah raga tradisional, bukan lagi dianggap orang pinggiran, tapi orang yang ikut melestarikan simbol-simbol bangsa," kata guru besar Universitas Negeri Malang itu.
Ketua KOTI Suherman mengatakan, permainan dan olah raga tradisional pada era 60 dan 70-an telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan dan keceriaan generasi muda di seluruh Indonesia. Berbagai kegiatan yang dilakukan dengan mengolah kemampuan dan keterampilan fisik, mental, dan sosial anak-anak dalam bentuk permainan mengandung suasana kebersamaan, gotong-royong, saling tolong-menolong, berjuang dalam tim, dan bersaing sehat.
"Kami menyambut baik kerja sama ini dalam upaya mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam permainan dan olah raga tradisional dalam mengajarkan kita tentang nilai-nilai gotong-royong, disiplin, dan kejujuran," kata Suherman.
Ketua Umum PP Gousta Feriza mengatakan, kerja sama dengan BPIP merupakan agenda penting dalam rangka membangun karakter bangsa melalui Pancasila. Dia mengatakan, setiap tahunnya lahir 25 ribu orang yang purnatugas sebagai pengibar bendera pustaka tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan nasional. Karena itu, pihaknya mengapresiasi BPIP yang memberi kesemoatan bagi PPI untuk berperan aktif dalam pembinaan ideologi Pancasila bagi generasi muda.
"Ini sebuah potensi anak bangsa. Kita mendapat ilmu pengetahuan dan teknologi, penguatan jati diri kebangsaan melalui paskibraka. Tidak ada program di negeri ini, selain paskibraka yang menempa anak bangsa selama 30 hari," kata Gousta.
Dia memahami, penguatan jati diri anak bangsa tak cukup kalau hanya diberi pembekalan selama 30 hari. Untuk itu, anggota PPI perli diberi pembinaan berjenjang dan berkelanjutan supaya memahami nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. "Pembekalan Pancasila perlu lanjutan. Adik-adik kami 30 tahun lagi mengisi ruang kepemimpinan bangsa ini," ucap Gousta.