Senin 22 Apr 2019 13:29 WIB

40 WNA Sindikat Kejahatan Siber Bakal Diadili di Indonesia

40 WNA sindikat kejahatan siber ini berasal dari China dan Taiwan

Sejumlah tersangka warga negara asing kejahatan siber di Polda Metro Jaya dari Bali, Jakarta, Senin (31/7).
Foto: Republika/Taufiq Alamsyah Nanda
Sejumlah tersangka warga negara asing kejahatan siber di Polda Metro Jaya dari Bali, Jakarta, Senin (31/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) akan memroses secara hukum 40 warga negara asing (WNA) anggota sindikat kejahatan siber internasional di Indonesia. Puluhan WNA ini akan menjalani proses hukum di Indonesia berkaitan dengan pelanggaran keimigrasian.

"Tidak akan langsung dideportasi, kemungkinan akan dilakukan projustisia di Indonesia," kata Kepala Divisi Keimigrasian Kemenkumham Wilayah Jawa Tengah Ramli di Semarang, Senin (22/4).

Baca Juga

Menurut dia, penindakan secara hukum tersebut akan dilakukan sambil menunggu instruksi dari pusat. Ia menjelaskan para WNA bermasalah ini akan dijerat dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang keimigrasian.

"Para WNA ini melakukan kegiatan tidak sebagaimana izin tinggal yang dimiliki," katanya.

40 warga China dan Taiwan ditangkap petugas imigrasi di sebuah rumah di Perumahan Puri Anjasmoro Blok M2 Nomor 11, Kota Semarang. WNA yang terdiri atas 12 warga Taiwan dan 28 warga Tiongkok tersebut merupakan anggota sindikat penipuan internasional yang ditangkap pada 18 April 2019.

Ramli menambahkan 40 WNA tersebut pada awalnya ditangkap atas dugaan pelanggaran keimigrasian. Bahkan, lanjut dia, seluruh warga negara Taiwan yang diamankan dilaporkan paspor yang mereka miliki telah dicabut oleh negara asalnya karena keterlibatan dengan tindak pidana.

"Sebelas WNA Taiwan ini ternyata buronan Interpol Taiwan berdasarkan surat pemberitahuan dari negara setempat," katanya. Empat puluh WNA tersebut saat ini masih mendekam di Rumah Detensi Imigrasi Semarang untuk menunggu proses hukum lebih lanjut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement