Jumat 19 Apr 2019 00:55 WIB

Muhammadiyah: Indonesia Butuh Pemulihan Pascapemilu

Pemulihan yang dilakukan dengan menyatukan kembali rasa berbangsa dan bernegara.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Gita Amanda
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir.
Foto: Dokumen.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, butuh dilakukannya pemulihan secara nasional yang dilakukan pascapemilu 2019. Pemulihan yang dilakukan dengan menyatukan kembali rasa berbangsa dan bernegara.

Hal ini ia sebutkan karena saat penyelenggaran pemilu, tentunya ada perbedaan politik dari masing-masing warga negara. Pemulihan tentunya dalam rangka menjaga kerukunan setiap warga negara sebagai satu keluarga bangsa yang majemuk.

Baca Juga

"Seluruh warga bangsa sebagai kekuatan nasional dan elit bangsa itu harus mencoba menyatukan kembali rasa kita berbangsa dan bernegara," kata Haedar di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Kamis (18/4).

Dalam pemmulihan ini, yang utama dilakukan adalah mendorong alam berpikir seluruh masyarakat. Yang mana setelah Pemilu ini selesai, maka tidak terjadi lagi permasalahan yang dapat menimbulkan pertentangan.

"Ini harus jadi alam berpikir. Begitu pemilu ini selesai maka semua harus selesai, pertandingan selesai dan semua kembali menjadi keluarga," ujarnya.

Pemulihan yang dilakukan juga terhadap pemimpin bangsa yang terpilih nantinya. Menurut Haedar, pemimpin yang mendapatkan mandat tentunya tidak cukup melaksanakan tugas negara hanya dengan visi dan misi yang dimiliki.

"Yang mendapat mandat tentu juga harus diberi masukan dari berbagai elemen bangsa karena persoalan bangsa ini sangat besar dan kompleks," jelas Haedar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement