REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alvara Research Centre memaparkan tiga faktor kunci yang mengantarkan capres-cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-Maruf Amin sukses di Pilpres 2019 berdasarkan hitung cepat lembaga-lembaga survei. Menurut CEO Alvara Research Centre, Hasanuddin Ali, tiga faktor kunci tersebut adalah pemilih Jawa, pemilih Muslim, dan pemilih minoritas.
"Jawa benar-benar menjadi lumbung suara bagi pasangan Joko Widodo-KH Maruf Amin," kata Hasanuddin dalam rilis pers yang diterima pada Kamis (18/4).
Pada Pilpres 2019, data-data survei yang didapat Alvara Research Centre memperlihatkan elektabilitas Jokowi dan Maruf selalu berada di atas 58 persen. Hal ini berbeda jauh dengan Pilpres 2014 di mana ia hanya unggul tipis di Jawa.
Menurut Hasanuddin, kemenangan Jokowi-Maruf di Jawa sekaligus mengompensasi kekalahan mereka di Sumatera, serta persaingan yang semakin sengit di Sulawesi. Kemenangan di Jawa menjadi sangat penting karena suara dari pulau itu mencakup 57,84 persen total pemilih nasional.
Faktor kedua, adalah suksesnya Jokowi-Maruf meraup suara dari para pemilih Muslim, khususnya yang terafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU). Keputusan Jokowi untuk menjadikan Maruf sebagai wakil presidennya membuat pasangan ini mendapat banyak suara dari Nahdliyin.
Menurut survei yang dilakukan Alvara, sebanyak 54,3 persen responden yang mengaku terafiliasi dengan NU memilih pasangan Jokowi-Maruf. Pasangan Prabowo-Sandi hanya dipilih oleh 34,3 persen warga NU, sedangkan 11,4 persen sisanya belum memutuskan.
Dari pemilih yang mengaku terafiliasi dengan Muhammadiyah, survei Alvara menampilkan pasangan Jokowi-Maruf hanya mendapatkan 30,7 persen suara, sedangkan Prabowo-Sandi unggul dengan 63,0 persen suara. Sisanya sebanyak 6,3 persen belum memutuskan.
Jokowi-Maruf juga mendulang banyak suara dari pemilih minoritas. Menurut Hasanuddin, hasil hitung cepat di Indonesia Timur seperti Bali, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua memperlihatkan marjin keunggulan yang tebal bagi Jokowi.
Perihal pemilih muda, survei Alvara Research Centre membagi mereka dalam dua tipe pemilih, muda (generasi Z dan milenial) dan dewasa (generasi X dan baby boomer). Untuk pemilih muda, survei Alvara Research memperlihatkan marjin keunggulan Jokowi-Maruf hanya mencapai satu dijit. Namun Jokowi-Maruf unggul tebal di kalangan pemilih dewasa, yakni generation Z dan baby boomer.