Senin 08 Apr 2019 20:50 WIB

Pengamat: Demokrat Tampak Mulai Kurang All Out Dukung 02

SBY menulis surat yang mengkritisi kampanye akbar Prabowo-Sandi di GBK, Ahad (7/4).

Rep: Riza Wahyu Pratama/ Red: Andri Saubani
Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan memberikan klarifikasi Surat SBY terkait Kampanye Akbar Prabowo Subianto, Kantor DPP Demokrat, Senin (8/4).
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan memberikan klarifikasi Surat SBY terkait Kampanye Akbar Prabowo Subianto, Kantor DPP Demokrat, Senin (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, surat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengkritik kampanye akbar Prabowo-Sandi di GBK sebenarnya merupakan pesan bagi internal Partai Demokrat. Oleh karenanya, surat itu tidak bisa dimaknai sebagai sikap Demokrat terhadap BPN Prabowo-Sandi, Senin (8/4).

Akan tetapi, menurut Pangi, sikap partai berlogo bintang mercy itu terlihat dari ketidakhadiran pimpinan partai dalam kampanye 02 di GBK. Hal tersebut mengindikasikan, Demokrat tidak sepenuhnya mengusung Prabowo-Sandi.

"AHY misalnya nggak hadir saat kampanye akbar. Ketua Umum dan Sekjen Demokrat tidak hadir dalam kampanye Akbar. Ini saya pikir sikap yang ingin disampaikan Demokrat," kata Pangi.

Kemudian, Direktur Eksekutif Voxpol Research and Consulting itu menambahkan, sikap setengah hati yang dimiliki Demokrat bisa jadi dipengaruhi oleh jatah menteri. Hal itu bukanlah sesuatu yang mustahil.

"Demokrat memang nampaknya sudah mulai kurang all out sejak Hashim (Djojohadikusumo) menyebut kursi menteri bagi Demokrat yang masih dipertimbangkan," kata Pangi.

Sikap Demokrat itu berkebalikan dengan sikap partai pengusung lainnyan. Menurut Pangi, PKS dan PAN berjuang dengan mengerahkan seluruh tenaganya. Pasalnya, kedua partai tersebut sudah memiliki kesepakatan 'hitam di atas putih' mengenai jatah menteri.

Selanjutnya, pria yang juga merupakan dosen Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah berpendapat, sebenarnya Demokrat ingin disamakan dengan partai pengusung lainnya. Meskipun sebenarnya Demokrat hanyalah sebagai partai pelengkap. "Jadi hanya melengkapi bukan menentukan karena demokrat bergabung di injury time," katanya.

Beberapa elite partai koalisi pengusung Prabowo Sandi turut hadir dalam kampanye akbar di GBK, Ahad (8/4). Sohibul Iman hadir mewakili PKS. Zulkifli Hasan hadir mewakili PAN. Siti Hediati Heryadi (Tietiek Soeharto) mewakili Partai Berkarya.

Di sisi lain, Komandan Kogasma, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak ikut hadir dalam kampanye tersebut. Akan tetapi, terlihat bahwa Jansen Sitindaon serta Ferdinand Hutahaean hadir mewakili Demokrat.

Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Hinca Pandjaitan membantah ada keretakan di internal Koalisi Indonesia Adil dan Makmur dalam mendukung capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo-Sandi. "Sama sekali tidak ada keretakan, anda bisa menyaksikan AHY tampil sangat prima di Bandung, menggunakan kesempatan yang sempurna untuk menyampaikan pikiran Partai Demokrat bersama Koalisi Indonesia Adil dan Makmur," kata Hinca dalam konferensi pers di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (8/4).

Dia mengatakan, ketidakhadiran AHY dalam kampanye akbar Prabowo-Sandi pada Ahad (7/4) karena masih sakit sehingga tidak memungkinkan hadir dalam acara tersebut. Hinca menegaskan, tidak ada larangan dari Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar kadernya tidak hadir dalam kampanye akbar tersebut.

"Sama sekali tidak ada larangan, kami telah mempersiapkan sangat matang, terbukti ada tim Demokrat di dalam kampanye tersebut," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement