Senin 08 Apr 2019 19:48 WIB

Kepada Media Asing, BPN Klaim Prabowo-Sandi Unggul 62 Persen

Keunggulan 62 persen suara berdasarkan hasil survei internal Prabowo-Sandi.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andri Saubani
Kampanye Akbar. Sejumlah massa simpatisan memadati area kampanye akbar calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Ahad (7/4).
Foto: Republika/Prayogi
Kampanye Akbar. Sejumlah massa simpatisan memadati area kampanye akbar calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Ahad (7/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga menggelar pertemuan terbuka dengan sejumlah media asing di Hotel The Dharmawangsa, Jakarta, Senin (8/4). Di hadapan media asing, Direktur Kampanye BPN Prabowo-Sandiaga, Sugiono menyebut bahwa berdasarkan survei internal, calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 itu telah unggul 62 persen.

Adapun, pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin, menurut survei internal BPN berada di angka 38 persen. "62 persen, itu hasil survei internal yang kami punya," kata Sugiono dalam paparan berbahasa Inggris.

Baca Juga

Sejumlah media asing yang datang juga menanyakan metode yang dipakai dalam survei internal tersebut. Sugiono menjelaskan, bahwa metode yang dipakai adalah multistage random sampling dengan melibatkan 1.440 responden di 34 provinsi.

Kendati demikian, Sugiono menyebut maksud dari pertemuan tersebut bukanlah untuk merilis angka tersebut. Melainkan, untuk menunjukkan capaian yang telah diraih Prabowo-Sandiaga di dalam kontestasi pilpres kali ini.

"Kita merasa ada ketidakseimbangan informasi di kalangan masyarakat bahwa kita selalu dianggap di bawah. Kita tidak ingin ada informasi yang sifatnya misleading bagi khalayak, karena ini adalah sebuah kontestasi yang menentukan bagi bangsa ini," jelas Sugiono.

Menurutnya survei-survei mainstream selalu menunjukkan bahwa Prabowo-Sandiaga kerap berada di angka terendah. Melalui pertemuan tersebut diharapkan ada informasi yang berimbang.

"Kita ingin memberi warning ke masyarakat bahwa tidak semua yang tersaji itu yang sebenarnya terjadi di masyarakat. Karena banyak juga teman-teman pers menanya ke kita, bagaimana standing Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019 ini. Kok Anda selalu ada di bawah kalau di survei? Itu kan kemudian persepsi yang timbul di benak mereka," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement