Jumat 05 Apr 2019 17:19 WIB

Polri: Anggota MIT yang Tewas Keponakan Imam Samudra

Alqindi alias Muaz tewas dalam kontak senjata di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Jenazah anggota kelompok sipil bersenjata dimasukkan ke dalam ambulans usai dievakuasi dari lokasi kontak tembak di Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Jumat (22/3).
Foto: Antara/Ridwan
Jenazah anggota kelompok sipil bersenjata dimasukkan ke dalam ambulans usai dievakuasi dari lokasi kontak tembak di Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Jumat (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengatakan, salah satu dari tiga anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang tertembak hingga tewas dalam kontak senjata di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, beberapa waktu lalu adalah keponakan mendiang pelaku bom Bali I, Imam Samudra. Korban tewas atas nama Alqindi alias Muaz.

"Alqindi alias Muaz, hasil penelusuran dan investigasi tim ke Banten, yang bersangkutan adalah keponakan Imam Samudra, pelaku terorisme yang dijatuhi hukuman mati dan telah dieksekusi," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (5/4).

Alqindi alias Muaz alias Alkindi Mutaqien (25) diketahui tergabung dalam kelompok MIT pimpinan Ali Kalora. Alqindi dan dua anggota MIT lainnya yakni Andi Muhammad alias Abdullah alias Abd Rahman (21) dan Al Haji Kaliki alias Ibrohim alias Alhaji Daeng Simamang (25) diketahui tewas dalam kontak tembak dengan Satgas Tinombala di Pegunungan Salumarate, Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng pada Kamis (21/3).

Barang bukti yang disita dari ketiga teroris yang tewas itu adalah satu tas ransel dan dua karung. Tas ransel tersebut berisi sarung, sandal, rompi, jaket, bom lontong, senter kepala, bahan bom, sendok dua buah, sarung tangan, handuk, sikat gigi, obat luka, alat kikir, ban dalam motor, serta buah-buahan seperti nangka dan pisang rebus.

Sementara, dua karung yang disita satgas pun isinya hampir sama dengan isi tas ransel ditambah sejumlah senjata tajam, di antaranya gergaji, amunisi senjata api jenis SS 1 V2, amunisi selongsong tidak aktif empat buah, potongan besi, parang, dan kompas. "Amunisi yang aktif 55 butir, lalu ada yang tidak aktif. Ada juga senjata tajam jenis parang," tutur Dedi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement