Jumat 05 Apr 2019 14:34 WIB

1.000 Ton Beras untuk Stok Pangan Daerah T3P Siap Dikirim

Pemerintah terus mengembangkan konsep Tol Iaut yang terintregasi dan terkoneksi.

Sebanyak 1.000 ton beras telah siap diangkut oleh kapal tol laut, KM Kendhaga Nusantara I dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya menuju ke Pelabuhan Tahuna, Kabupaten Tahuna, Sulawesi Utara pada 10 April 2019 mendatang. Adapun Beras tersebut nantinya untuk menambah stok pangan di daerah Terpencil, Tertinggal, Terdepan dan Perbatasan (T3P).
Foto: Foto: Humas Ditjen Hubla
Sebanyak 1.000 ton beras telah siap diangkut oleh kapal tol laut, KM Kendhaga Nusantara I dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya menuju ke Pelabuhan Tahuna, Kabupaten Tahuna, Sulawesi Utara pada 10 April 2019 mendatang. Adapun Beras tersebut nantinya untuk menambah stok pangan di daerah Terpencil, Tertinggal, Terdepan dan Perbatasan (T3P).

REPUBLIKA.CO.ID, TAHUNA -- Sebanyak 1.000 ton beras telah siap diangkut oleh kapal tol laut, KM Kendhaga Nusantara I dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya menuju ke Pelabuhan Tahuna, Kabupaten Tahuna, Sulawesi Utara pada 10 April 2019 mendatang. Adapun Beras tersebut nantinya untuk menambah stok pangan di daerah Terpencil, Tertinggal, Terdepan dan Perbatasan (T3P).

Demikian disampaikan oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Wisnu Handoko hari ini (5/4) di Jakarta. "Saat ini sudah dilakukan proses loading barang di Surabaya dengan menggunakan 50 kontainer dengan berat masing-masing 20 TEUs dan akan diberangkatkan tanggal 10 April 2019 ke Tahuna yang selanjutnya akan didistribusikan ke pulau-pulau sekitarnya dengan KM. Kendhaga Nusantara I setiba di Bitung," kata Capt Wisnu dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Jumat (5/4).

Menurutnya, pengangkutan tidak langsung ke Tahuna, tetapi kontainer akan dipindahkan di Bitung yang saat ini menjadi pelabuhan penghubung. Kemudian, barang akan diangkut dengan kapal Tol Laut KM Kendhaga Nusantara I dengan rute Bitung-Tagulandang-Tahuna-Melanguane-Miangas-Bitung.

Adapun pengangkutan ini merupakan hasil sinergi antara PT Pelni sebagai perusahaan jasa pelayaran nasional dan Perum Bulog sebagai BUMN penyedia kebutuhan pangan. Saat ini, Pelni sendiri sudah melayani Tol Laut dengan rute Tanjung Perak-Makassar-Bitung-Tidore-Morotai-Buli-Maba-Gebe-Tidore-Tanjung Perak dengan kapal KM. Logistik Nusantara 2 dan kapal KM. Logistik Nusantara 3 untuk mengangkut barang-barang kebutuhan pokok dan barang penting. 

Sebagai informasi, pemerintah terus mengembangkan konsep Tol Iaut yang terintregasi dan terkoneksi end to end yang menghubungkan antar wilayah di Indonesia serta dapat menjangkau wilayah T3P (Tertinggal, Terpencil, Terdepan, dan Perbatasan).

Untuk keberhasilan konsep tersebut agar bisa diimplementasikan ke wilayah T3P diperlukan terobosan salah satunya adalah inovasi media pengangkutan yaitu mini kontainer (MiniCont).

Adapun untuk di Surabaya, konsep tol Iaut sendiri dimulai dengan kapal utama dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, dengan kapasitas muatan container sampai dengan 300 Teus, berangkat menuju Hub Port seperti Batam, Bitung/Tahuna, Kupang, Saumlaki dan Biak. Setelah tiba di Hub port, muatan kemudian dipindah ke kapal feeder (KM Kendhaga Nusantara I) dengan kapasitas 100 Teus menuju ke pelabuhan pengumpan regional.

Selanjutnya muatan maksimal 20 boks diangkut ke kapal perintis (KM Sabuk Nusantara) menuju pelabuhan pengumpan lokal . Kapal perintis merupakan kapal kecil dengan bobot 2000 GT sehingga sangat cocok dengan karakteristik MiniCont yang berukuran sekitar 7 feet. Dan kemudian MiniCont diangkut oleh kapal LCT 50 GT dan Pelra 35 GT untuk dikirim ke pulau-pulau terpencil seperti wilayah Miangas Kakorotan, Sanana, Bovendigul, Membramo dan lain-lain.

Keberhasilan konektivitas end to end program tol laut selain didukung oleh angkutan laut perintis dan Pelra juga perlu didukung oleh angkutan udara perintis, angkutan penyeberangan perintis dan angkutan jalan raya cargo perintis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement