Kamis 04 Apr 2019 17:00 WIB

Ketertarikan Masyarakat Coblos Kertas Suara DPR 1,4 Persen

Pemilu serentak cenderung menyedot masyarakat dalam euforia pilpres 2019.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Rilis Survei Nasional Charta Politika Indonesia bertajuk Pileg 2019: Pemilu yang Terlupakan di Jalan Adityawarman, Jakarta, Kamis (4/4).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Rilis Survei Nasional Charta Politika Indonesia bertajuk Pileg 2019: Pemilu yang Terlupakan di Jalan Adityawarman, Jakarta, Kamis (4/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Charta Politika Indonesia menyatakan pemilu serentak cenderung menyedot masyarakat larut dalam euforia Pilpres 2019. Charta merilis ketertarikan masyarakat terhadap pelaksanaan Pemilihan Presiden jauh lebih tinggi dibandingkan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019.

Direktur Riset Charta Politika Muslimin mengatakan survei Charta Politika Indonesia menyebutkan bahwa animo masyakarat yang bersedia ke tempat pemungutan suara (TPS) sangat tinggi sebanyak 94,7 persen. Saat ditanyai lebih lanjut, kertas suara untuk DPR menempati posisi sangat rendah yang diprioritaskan pemilih dengan hanya 1,4 persen. 

Baca Juga

Untuk kertas suara mana yang akan dicoblos, masyarakat lebih cenderung memilih kertas suara presiden dan wakil presiden dengan angka 75,4 persen. "Pemilu serentak ini memang dalam tanda kutip agak dirugikan memang Pileg. Karena euforia publik ternyata tersedot di wacana pertarungan pilpres 2019. Apalagi memang pertarungan 01, dan 02 di bawah lebih bergeliat," ujar Muslimin dalam Rilis Survei Nasional Charta Politika Indonesia di Jalan Adityawarman, Jakarta, Kamis (4/4).

Kecenderungan pemilih untuk kertas suara DPRD tingkat kabupaten kota yang justru menempati posisi kedua dengan 8,1 persen. Kertas suara untuk DPD RI dengan 2,2 persen, lalu DPRD tingkat provinsi 1,1 persen.

"Artinya apa? Euforia dan animo masyarakat untuk mencoblos capres dan cawapres lebih tinggi dibandingkan Pileg," ujar Muslimin.

Sementara, saat ditanyai kecenderungan bagaimana perilaku masyarakat menandai kertas suara, kebanyakan akan mencoblos nama caleg, baru kemudian coblos partai politiknya.

Hal ini kata Muslimin, menunjukan pengaruh figur caleg cukup berpengaruh pada keterpilihan di Pileg 2019. "Ada 34,6 persen akan menandai nama caleg. Kemudian ada 31 persen menandai parpol saja. Kemudian ada 22,1 persen akan mencoblos parpol dan calegnya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement