Kamis 04 Apr 2019 09:28 WIB

Survei Terakhir Dinilai Bukti Pilpres 2019 Kompetitif

Kedua paslon dinilai memiliki peluang terbuka untuk memenangi pilpres.

Rep: Riza Wahyu Pratama/ Red: Andri Saubani
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kanan) bersama Ketua KPU Arief Budiman (kedua kiri) sebelum mengikuti debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kanan) bersama Ketua KPU Arief Budiman (kedua kiri) sebelum mengikuti debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei Indo Barometer terbaru menyebutkan, selisih elektabilitas 01 dan 02 adalah 18,8 persen. Direktur eksekutif Voxpol Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, hasil survei tersebut menunjukkan bahwa Pilpres 2019 semakin dinamis dan kompetitif.

"Saya melihat bahwa peluang keduanya sama-sama terbuka. Masing-masing paslon berpeluang untuk memenangkan kontestasi," kata Pangi kepada Republika, Rabu (3/4).

Baca Juga

Kemudian, ketika disinggung soal perubahan hasil elektabilitas, Pangi menjelaskan, elektabilitas Jokowi pada beberapa hari yang lalu sempat mengalami penurunan. Tapi menurutnya, elektabilitas Jokowi kemungkinan akan naik kembali, meskipun, tidak menutup peluang bagi Prabowo untuk mengungguli Jokowi.

"Namanya pemilu akan terus terjadi pergeseran dan pergerakan elektoral," ucapnya.

Pria yang sekaligus merupakan dosen Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah itu menambahkan, ada beberapa hal yang secara signifikan berpengaruh pada peta suara. Beberapa hal tersebut diantaranya: isu politik, mesin partai, dan tokoh sentral.

Akan tetapi, menurut pria kelahiran Sijunjung, Sumatra Barat tersebut, faktor berpengaruh tersebut ternyata belum cukup menarik massa mengambang. Padahal, massa mengambang itulah yang akan menjadi kunci kemenangan.

"Pemilih yang belum menentukan pilihan bisa mengubah peta politik beberapa hari ke depan. Bahkan bagi pemilih yang bukan strong voters, mereka kemungkinan bisa berubah pilihan secara ekstrem saat di bilik suara," kata pria alumni S-2 Ilmu Politik Universitas Indonesia itu.

Kemudian, Pangi menjelaskan, di atas kertas Jokowi memang unggul. Namun kalau membaca kecenderungan terakhir, Prabowo bisa saja menjadi kuda hitam.

"Politik ibarat cuaca, apapun bisa berubah. Cuaca politik juga bisa berubah secara ekstrem," tuturnya.

Sebelumnya dalam beberapa survei, pasangan 01, Jokowi-Maruf dikatakan unggul. Dalam survei Indo Barometer, paslon 01 memiliki elektabilitas sebesar 50,8 persen. Sedangkan pasangan 02, Prabowo-Sandi memperoleh elektabilitas 32 persen.

Kemudian, dalam survei Indikator Politik Indonesia terbaru, pasangan calon Jokowi-Maruf diprediksi akan memperoleh 57,9 persen suara. Sedangkan Prabowo-Sandi diperkirakan akan mendapatkan 42,1 persen suara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement