REPUBLIKA.CO.ID, KEBUMEN -- Puluhan santri mengalami keracunan makanan setelah menyantap satai dan gulai kambing, Rabu (3/4). "Hingga sore, korban keracunan dilaporkan sudah mencapai 55 orang," jelas Kasubbag Humas Polres Kebumen AKP Suparno mewakili Kapolres Kebumen AKBP Robert Pardede.
Menurutnya, dari 55 santri yang mengalami keracunan tersebut, sebanyak 48 anak merupakan santri dari Ponpes Roudhotul Ullum Desa Karangtanjung Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen. Lalu ada tujuh anak merupakan anak asuhan dari Panti Nurul Barokah Kota Kebumen.
Dari pemeriksaan pihak kepolisian, AKP Suparno menyebutkan, sebelum mengalami gejala keracunan, para santri mendapatkan kiriman makanan nasi kotak dari Panti Nurul Barokah. Nasi kotak tersebut, berisi nasi dengan lauk pauk satai dan gulai kambing. "Namun setelah mengonsumsi nasi kotak terrsebut, para santri yang menyantapnya mengalami gejala keracunan seperti mual dan pusing," jelasnya.
Untuk mengetahui lebih jauh kasus tersebut, AKP Suparno mengaku pihaknya telah meminta penjelasan dari pihak Panti Nurul Barokah. Pengasuh panti, Fatahudin, menyebutkan nasi kotak tersebut tidak dibuat sendiri oleh pihak panti.
Namun dibeli dari salah satu warung sate di daerah Kelurahan Panjer Kota Kebumen. Saat itu, pihak panti membeli 300 bungkus nasi kotak lengkap dengan lauk satai dan gulai kambing. Dari jumlah tersebut, 90 nasi kotak dikirimkan ke Ponpes Roudhotul Ullum.
"Kita masih menyelidiki, apakah masih ada korban lain yang mengalami keracunan, mengingat yang mengonsumsi nasi kotak itu tidak hanya santri di pesantren," jelasnya.
AKP Suparno juga menyebutkan, dokter RSUD Kebumen hingga kini masih melakukan observasi terhadap pasien korban keracunan. Namun pihak RSUD memastikan, seluruh korban memang mengalami gejala keracunan, seperti pusing dan mual. "Namun mengenai penyebab keracunannya, masih diteliti pihak rumah sakit," katanya.