Senin 01 Apr 2019 18:15 WIB

Presiden Jokowi Kaji Relokasi Korban Banjir di Sentani

Relokasi korban banjir di Sentani jadi penanggulangan bencana jangka pendek.

Rep: Sapto Andika Candra / Red: Nur Aini
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berbincang dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kedua kanan) dan Kepala BNPB Doni Monardo (kiri) saat mengunjungi area terdampak banjir bandang Sentani di Jayapura, Papua, Senin (1/4/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berbincang dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kedua kanan) dan Kepala BNPB Doni Monardo (kiri) saat mengunjungi area terdampak banjir bandang Sentani di Jayapura, Papua, Senin (1/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,JAYAPURA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Papua, pada Senin (1/4). Setibanya di Bandar Udara Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, sekitar pukul 13.30 WIT, Kepala Negara langsung menuju ruang tunggu utama untuk menerima paparan dari Gubernur Papua Lukas Enembe mengenai penanganan banjir bandang Sentani.

Presiden dan Ibu Iriana kemudian melanjutkan perjalanan menuju GOR Touware, Kampung Kwadeware, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura. Tiba pukul 14.15 WIT, Presiden berbincang dengan pengungsi korban banjir bandang yang melanda wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura beberapa waktu lalu.

Baca Juga

photo
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) ditemani sejumlah bocah Papua mengunjungi area terdampak banjir bandang Sentani di Jayapura, Papua, Senin (1/4/2019).

Presiden juga membahas mengenai rencana relokasi korban banjir bandang yang selama ini mendiami wilayah rawan bencana. Jokowi menyebutkan, lokasi permukiman baru bagi warga Sentani nanti akan ditentukan oleh Pemerintah Daerah Papua.

"Tapi saya ingin agar secepatnya ada penetapan lokasi sehingga masyarakat bisa mendapatkan kepastian di mana dan segera rumah-rumah itu akan dibangun," kata Jokowi di Jayapura, Senin (1/4).

Namun, Jokowi juga menegaskan bahwa kebijakan relokasi adalah penanggulangan bencana untuk jangka pendek. Sementara penanganan jangka panjang, ujar Jokowi, harus melibatkan program pemilihan ekosistem di hulu aliran sungai dan Danau Sentani. Jokowi memerintahkan program pemulihan Cagar Alam Pegunungan Cycloop, Danau Sentani, dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sentani Tami bersama 17 instansi terkait.

"Jangka panjang yang namanya cyclop situ juga harus direhabilitasi. Harus dihijaukan kembali, harus ditanam kembali sehingga bencana bencana yang kemarin datang itu tidak terjadi lagi," katanya.

photo
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (keempat kanan) dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kiri) mengunjungi posko pengungsian korban banjir bandang Sentani di GOR Toware, Jayapura, Papua, Senin (1/4/2019).

Sementara itu, Gubernur Papua Lukas Enembe menambahkan bahwa pihaknya sudah membentuk tim yang akan melakukan negosiasi dengan pemilih lahan yang nantinya akan dijadikan lokasi permukiman baru. Lukas menyatakan proses pembangunan akan dilakukan segera setelah negosiasi pembebasan lahan disepakati.

"Tim sudah dicari dan mereka dapat ini pasti kita akan bebaskan. Kita harap sepanjang Jalan Jayapura-Wamena," kata Jokowi.

Kesepakatan untuk memulihkan kawasan alam yang mendukung kawasan hulu DAS Sentani Tami hingga Danau Sentani dilakukan menyusul bencana banjir bandang yang menerjang Kabupaten Jayapura, Sabtu (16/3) lalu hingga menewaskan 105 orang dan 74 orang dilaporkan hilang.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, nota kesepakatan tersebut tidak hanya melibatkan pemerintah, universitas dan dunia usaha, tetapi juga lembaga adat dan agama.

Sehari sebelumnya (31/3), Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyampaikan di hadapan perwakilan pemuka gereja-gereja di Papua untuk pelibatan dalam memberikan penjelasan kepada para jemaat saat ada kebaktian gereja. Doni mencontohkan dengan upaya untuk menjaga alam supaya tidak menebang pohon di kawasan cagar alam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement