Jumat 29 Mar 2019 18:28 WIB

Serangan Fajar Bowo Disebut Terkait Pilpres, Erick: Fitnah

Erick Thohir menegaskan OTT KPK terhadap Bowo Sidik Pangarso tidak terkait pilpres.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Andri Saubani
Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin Erick Thohir meyampaikan pandangannya dalam talkshow kado nusantara dalam pameran Karya Adalah Doa,Senyawa Karya, Sewujud Doa di Jakarta, Jumat (29/3).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin Erick Thohir meyampaikan pandangannya dalam talkshow kado nusantara dalam pameran Karya Adalah Doa,Senyawa Karya, Sewujud Doa di Jakarta, Jumat (29/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) membantah adanya anggapan bahwa dana yang diamankan KPK dalam OTT politikus Partai Golkar Bowo Sidik Pangarso terkait Pilpres 2019. TKN mengatakan,  kabar tersebut merupakan fitnah.

"Berita-berita fitnah luar biasa hari ini, dibilang ini ada hubungan dengan pilpres," kata Ketua TKN KIK Erick Thohir di Jakarta, Jumat (29/3).

Baca Juga

Erick menegaskan, dana yang diamankan KPK dalam OTT jelas tidak ada hubungannya dengna Pilpres 2019. Mantan ditektur utama Inter Milan ini mengatakan, dana tersebut merupakan dana yang akan digunakan dalam Pileg 2019.

"Nah kembali, yang menyebar berita fitnah tidak mungkin kita, masa kita menusuk diri sendiri," katanya.

Erick kembali meminta semua pihak untuk memisahkan permasalahan pribadi dengan TKN sama seperti kasus OTT Ketua Umum PPP Romahurmuziy. Dia mengimbau semua pihak untuk tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah dan menghormati proses hukum yang berlaku.

"Bedakan antara pribadi dan pilpres dan terbukti hari ini, sama kaya kemarin, saya tidak mau berasumsi. KPK sudah membuat statement bahwa tidak ada hubungan dengan pilpres tetapi pileg," katanya.

Dalam tangkap tangan yang dilakukan pada Rabu (27/3) sore hingga Kamis (28/3) dini hari, tim KPK awalnya mengamankan Rp 89,4 juta dari Indung yang merupakan orang kepercayaan Bowo. Transaksi tersebut terjadi di Kantor HTK, saat Manajer Pemasaran PT HTK, Asty Winasti memberikan uang yang disimpan dalam amplop coklat.

KPK menduga suap yang diberikan kepada Bowo bukanlah transaksi pertama. KPK pun terus menelusuri transaksi dengan melakukan penggeledahan di sebuah lokasi di Jakarta.

Setelah dilakukan penelusuran, karena diduga adanya penerimaan-penerimaan sebelumnya disimpan di sebuah lokasi di Jakarta, maka tim bergerak menuju sebuah kantor di Jakarta. Dari lokasi tersebut mengamankan uang sekitar Rp 8 miliar dalam pecahan Rp 20 ribu dan Rp 50 ribu yang telah dimasukkan dalam amplop-amplop sebanyak 84 kardus.

Kabiro Humas KPK Febri Diansyah mengungkapkan amplop-amplop berisi uang diduga dipersiapkan oleh Bowo untuk 'serangan fajar' pada Pemilu 2019. Uang tersebut diduga terkait pencalonan Bowo sebagai anggota DPR RI di Daerah Pemilihan Jawa Tengah II.

"Jumlah kardus yang diamankan ada sekitar 400 ribu amplop dalam kardus-kardus ini berisikan uang. Kami duga tentu dari bukti-bukti yang sudah kami dapatkan itu akan digunakan untuk pendanaan politik dalam 'serangan fajar' pada Pemilu 2019 pada 17 April nanti," kata Febri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement