Selasa 26 Mar 2019 10:20 WIB

Kegiatan Ekonomi di Sentani Mulai Bangkit Pascabanjir

Perkantoran kembali melakukan aktivitas.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Friska Yolanda
Kondisi rumah-rumah di Kampung Taruna, Hinekombe, Sentani, Jayapura, Papua. Permukiman ini berada persis di bawah Gunung Cyclop.
Foto: Republika/Umar Mukhtar
Kondisi rumah-rumah di Kampung Taruna, Hinekombe, Sentani, Jayapura, Papua. Permukiman ini berada persis di bawah Gunung Cyclop.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegiatan ekonomi di Sentani, Jayapura, Papua, mulai bangkit kembali. Ini terlihat dari kembali aktifnya toko-toko di pinggir Jalan Raya Kemiri-Sentani. Warung-warung makan yang menempati ruko, mulai ramai didatangi para warga sejak beberapa hari terakhir.

Salah seorang relawan dari Baznas Tanggap Bencana (BTB), Ade Hilman Suwanda mengatakan berbagai rumah toko (ruko) di pinggir jalan Kemiri-Sentani sudah banyak yang buka kembali. Perekonomian masyarakat Sentani menurutnya perlahan mulai bangkit kembali.

Baca Juga

"Banyak toko-toko, warung-warung, dan kantor-kantor perbankan yang sudah buka lagi. Perekonomian di sini sudah mulai bangkit," ujar dia kepada Republika.co.id, Selasa (26/3).

Dari pantauan Republika.co.id, dalam dua hari belakangan, kantor-kantor perbankan yang semula tutup kini telah dibuka kembali. Masyarakat di Sentani pun tampak hilir-mudik mendatangi kantor-kantor perbankan itu termasuk ke ruang Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

Pasar Baru di Sentani juga semakin ramai. Ada yang menjual kebutuhan sembako di toko, dan banyak pula yang menjajakkan buah pinang di pinggir jalan. Padahal, lima hari usai dilanda bencana banjir bandang, aktivitas perdagangan di sana sepi.

Meski begitu, hingga Senin (25/3) lalu, jalan-jalan raya di Sentani, khususnya Jalan Raya Kemiri-Sentani, masih menampakkan pemandangan bekas-bekas lumpur yang menumpuk di pinggir jalan.

Alat -alat berat juga masih disiagakan untuk mengeruk lumpur akibat banjir bandang. Area tengah jalan sudah bersih dari lumpur tapi debu-debu berkelebat saat dilintasi kendaraan.

Perlintasan bandara udara Advent (nonkomersial), juga masih ditimbun lumpur. Semula bandar udara seluas lapangan sepak bola ini dipenuhi rerumputan beserta aspal dan kerap dilintasi kapal-kapal udara berkapasitas kecil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement