REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Calon Wakil Presiden nomor urut 01, KH. Ma'ruf Amin bercerita tentang pengalamannya saat melakukan silaturahmi politik ke sejumlah daerah di Indonesia. Menurut Kiai Ma'ruf, pengalaman paling berkesannya saat silaturrahim ketika ditarik santri hingga dicium oleh kiai dan ulama.
"Waduh, Ada yang jenggotan kumisan, (saya) ditarik terus cium tangan saya cium pipi saya. Oh itu apalagi di Madura," ujar Kiai Ma'ruf saat berbincang santai dengan wartawam di sela-sela silatirrahim politiknya di Samarinda, Kalimantan Timur, Jumat, (22/3).
Menurut Kiai Ma'ruf, saat menghadiri berbagai acara di daerah dirinya kerap dikerumuni oleh santri dan kiai, khususnya saat mengunjungi basis-basis Nahdlatul Ulama (NU). Para santri mengerumuni Kiai Ma'ruf untuk mendapatkan barokah dari cucu Syekh An-Nawawi Al-Bantani ini.
Namun, Mantan Rais Aam Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) tak keberatan meskipun ditarik-tarik dan dicium ulama. Karena, mereka hanya ingin mengekspresikan bentuk kecintaannya pada Kiai Ma'ruf. "Ya tapi emang kecintaan mereka begitu," ucapnya.
Sebenarnya kebiasaan kiai dan para santri ini sudah ditemui Kiai Ma'ruf sebelum dirinya menjadi pendamping Jokowi. Sejak dulu, Ketua Umum MUI ini telah biasa dicium tangannya oleh kalangan santri saat memberikan tausyiah di acara keagamaan.
Bedanya, saat menjadi Cawapres Kiai Ma'ruf mendapatkan penghormatan dua kali lipat dari para santri maupun kiai, karena tidak hanya dicium tangannnya tapi juga ditarik-tarik dan dipeluk.
"Semangatnya itu beda, dulu juga cium tangan. Kalau sekarang dirangkul dicium jadi lebih semangat lagi," kata Kiai Ma'ruf.
Dia kembali menegaskan bahwa dirinya sama sekali tak terganggu dengan semangat santri dan kiai tersebut. Hanya saja, saat menghadiri acara besar yang dipenuhi ribuan relawan, Kiai Ma\'ruf meminta pengertiannya karena dirinya mendapatkan pengawal ekstra.