Jumat 22 Mar 2019 20:55 WIB

TKN Nilai Visi dan Misi Prabowo tak Sejalan dengan Sandi

TKN menilai perbedaan visi dan misi antara Prabowod dan Sandi terlihat saat debat.

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Andri Saubani
Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) bersama Sandiaga Uno (kanan) berbicara dalam acara silahturahmi Aliansi Pengusaha Nasional, di Djakarta Theater, Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) bersama Sandiaga Uno (kanan) berbicara dalam acara silahturahmi Aliansi Pengusaha Nasional, di Djakarta Theater, Jakarta, Kamis (21/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Program TKN Jokowi-Maruf, Aria Bima, menilai visi-misi paslon capres-cawapres Prabowo-Sandiaga Uno tidak sejalan. Aria menyebut keduanya memiliki visi-misi yang berbeda.

“Saya nggak ngerti Pak Sandi ini, (apakah) menjalankan visi-misi Pak Prabowo. Ngerti nggak (Sandi) visi-misi Pak Prabowo? Atau Pak Sandi punya visi-misi sendiri?," ujar Aria kepada wartawan di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (22/3).

Aria menilai, Sandiaga tidak menjelaskan visi-misi Prabowo ketika melakukan debat cawapres pada 17 Maret lalu. Aria mencontohkan, Sandiaga berbicara tentang membawa program OK Oce di Jakarta ke tingkat nasional. Sementara itu, Prabowo tidak pernah beribacara soal OK Oce.

“Sehingga saya malah tidak melihat Pak Sandi itu menjelaskan visi, misi Prabowo, program Prabowo. Prabowo tidak pernah ngomong OK Oce, nggak pernah mau menasionalkan OK OCe,” tutur dia.

Bahkan, lanjut Aria, Sandiaga justru sepakat dengan program-program dari Jokowi-Maruf Amin khusus soal Kartu Pra-Kerja, Kartu Kuliah, dan Kartu Sembako Murah. Hanya, kata Aria, Sandi ingin semua kartu tersebut masuk dalam satu kartu yakni KTP -el dengan single identity-nya.

“Itu kan teknis, tetapi programnya setuju. Nanti, saya nggak banyak kartu, saya hanya satu kartu, itu kan teknis, tetapi cocok dengan program Jokowi-Maruf Amin," jelas Aria.

Karena itu, menurut Aria, pasangan Prabowo-Sandiaga berbeda jauh dengan pasangan Jokowi-Maruf. Aria menilai, Maruf Amin sudah berhasil menyampaikan dengan benar dan tepat visi, misi dan program Jokowi sebagai capres, seperti Kartu Kuliah, Kartu Sembako Murah, dan Kartu Pra-Kerja.

   

“Kalau Kiai Maruf jelas itu, yang disampaikan adalah narasi-narasi besar Pak Jokowi-JK selama empat tahun ini, kemudian Pak Jokowi-Kiai Maruf ke depannya. Jadi, mendongkrak dan tidaknya bagaimana visi-misi kebijakan itu disampaikan oleh kedua capres-cawapres, tidak bisa dipisahkan. Saya bangga karena narasi besar maupun hal sampai program dan kegiatan Pak Kiai Maruf kemarin adalah visi,misi berdua (Jokowi-Maruf Amin)," tegas Aria.

Pada debat pertama 17 Januari lalu, paslon capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, menyampaikan pemaparan visi-misi dengan percaya diri. Prabowo bahkan tidak menggunakan teks saat pemaparan visi dan misinya untuk Indonesia ke depan.

"Saya sampaikan visi-misi kami yakni Indonesia Menang," ujar Prabowo membuka pidato visi-misinya di Bhirawa Hall, Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (17/1).

Dia melanjutkan, ada 300 negara di dunia ini. Di antara negara-negara itu, ada yang berhasil, negara yang sangat tidak berhasil dan negara yang berada di tengah-tengah.

Menurut Prabowo, untuk menciptakan kondisi negara yang berhasil, harus dimulai dengan adanya kesejahteraan masyarakat. Dia mencontohkan dengan swasembada pangan, bahan bakar, dan air bersih.

Sandiaga Uno lantas melanjutkan pemaparan Prabowo. Menurut Sandiaga, penegakan hukum harus pasti sehingga bisa membuka peluang ekonomi dan lapangan kerja.

"Hukum harus pasti sehingga bisa membuka peluang ekonomi dan lapangan kerja. Hukum yang adil bagi masyarakat. Kita tegakkan hukum sehingga tidak ada korupsi," tutupnya sebelum waktu pemaparan visi-misi habis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement