REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat satu kali guguran lava pijar keluar dari Gunung Merapi dengan jarak luncur 300 meter pada Jumat (22/3). Guguran lava yang meluncur ke arah Kali Gendol itu teramati melalui CCTV pada periode pengamatan sejak pukul 00:00 WIB hingga 06:00 WIB.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya menyebutkan pada periode itu, asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 20 meter di atas puncak kawah Gunung Merapi. Cuaca di gunung itu terpantau cerah dan berawan. Angin bertiup lemah ke arah timur laut dengan suhu udara 16-21.6 derajat celcius, kelembaban udara 56-82 persen, dan tekanan udara 836.9-943.9 mmHg.
Selain itu, juga terekam 14 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-30 mm selama 14.86-66.04 detik dan satu kali gempa hybrid dengan amplitudo 4 mm selama 8.32 detik.
Hingga saat ini, BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada. Untuk sementara, BPPTKG tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi. Sehubungan dengan kejadian guguran awan panas yang jarak luncurnya semakin jauh, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan.
Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi, media sosial BPPTKG atau ke kantor BPPTKG.