Kamis 21 Mar 2019 13:04 WIB

Makam Raja Imogiri Ditutup Akibat Longsor

Sampai kapan makam ditutup belum bisa dipastikan karena masih proses perbaikan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Andi Nur Aminah
Warga melihat bekas longsor di Kompleks Makam Raja Mataram, Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta, Senin (18/3/2019).
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Warga melihat bekas longsor di Kompleks Makam Raja Mataram, Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta, Senin (18/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (Disbud DIY) menutup Kompleks Makam Raja-raja Mataram di Imogiri, Bantul. Hal ini dilakukan agar masyarakat maupun wisatawan tidak masuk ke lokasi, pasca longsor yang terjadi.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Aris Eka Nugraha mengatakan, pihaknya belum bisa mengambil keputusan hingga kapan penutupan akan dilakukan. Mengingat, proses perbaikan masih dilakukan.

Baca Juga

Lokasi pun sudah dipasangi garis polisi untuk menandakan kawasan cagar budaya tersebut ditutup. "Kalau ditutup sampai kapan belum tahu. Perlu koordinasi lagi, bukan cuma kami," kata Aris.

Ia pun mengimbau agar masyarakat tidak mendekati kawasan tersebut. Sebab, dikhawatirkan terjadi longsor susulan karena potensi hujan yang masih turun.

Untuk pengamanan sementara, terpal pun dipasang di tebing makam yang longsor, Kamis (21/3) ini. Tentunya hal ini dilakukan guna mencegah terjadinya longsor susulan. "Diharapkan agar masyarakat tidak mendekat. Kalau banyak masyarakat di lokasi dan dikhawatirkan tanah bisa turun lagi," katanya.

Sebelumnya, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Biwara Yuswantana mengatakan, hingga Senin (18/3) dini hari, saja setidaknya ada sembilan kecamatan terdampak banjir. Untuk longsor, ada dua kecamatan terdampak.

"Banjir meliputi Imogiri, Piyungan, Pleret, Pundong, Kretek, Jetis, Bantul, Kasihan dan Pandak, konsentrasi banjir berada di DAS Celeng, serta terdampak longsor di Kecamatan Pleret dan Kecamatan Pundong," kata Biwara, Ahad (17/3).

Walau tidak separah Kabupaten Bantul, kabupaten/kota lain DIY turut merasakan dampak tingginya curah hujan tersebut. Kejadian pohon tumbang misalnya, masih terus terjadi di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta.

Untuk Kabupaten Kulonprogo, genangan sempat terjadi di Kecamatan Panjatan, Wates, Sentolo dan Kecamatan Temon. Untuk Kabpaten Gunungkidul, genangan ada di Kecamatan Purwosari, Semanu, Panggang, Tepus, Playen dan Kecamatan Tanjungsari.

Penambahan debit air terjadi secara signifikan di semua sungai dan waduk. Waduk Sermo, Bendungan Wates, Sungai Progo, Sungai Bedog, Sungai Winongo, Sungai Gajah Wong, TPR Parangtritis, Sungai Gejuk, Sungai Belik dan Kali Celeng.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement