REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Suharso Monoarfa akhirnya resmi dipilih sebagai sebagai Plt Ketua Umum PPP. Suharso akan menjabat hingga akhir masa periode jabatan 2021. Pengukuhannya dilakukan dalam Mukernas PPP yang diselenggarakan di Bogor, Rabu (20/3) malam.
Saat menyampaikan pidatonya, Suharso beberapa kali terlihat menitikkan air mata. Air mata Suharso menetes saat ia mengenang Romahurmuziy, Ketua Umum yang kini digantikannya karena tertangkap tangan KPK. Suharso memandang Romahurmuziy sebagai seorang anak dan adik.
"Saya tidak tidak mengira bahwa itu terjadi pada seseorang yang menurut saya calon pemimpin bangsa pada kemudian hari. Semuanya ada, beliau kapasitas kapabilitas ada bibit bobot bebetnya ada, ya Allah," kata Suharso sembari meneteskan air mata.
Dalam pidatonya, Suharso juga menekankan pada para kader PPP yang hadir untuk melihat kembali pada gambar Ka'bah yang tertera di logo PPP. Ia mengingatkan para kader nilai-nilai Ka'bah. Suharso juga mengingatkan masa kejayaan PPP di masa lalu hingga saat ini PPP dianggap partai menengah. "Entah apa yang menyengat dan menghampiri kita seperti," kata Suharso Monoarfa.
Suharso mengulas kejayaan Partai Persatuan di masa orde baru. Ia juga mengingat kejayaan PPP saat awal masa reformasi di bawah pimpinan Hamzah Haz. Namun, PPP kemudian terpuruk dan dianggap bukan partai bergengsi lagi di perpolitikan Indonesia.
"Maka saya mengajak kita semua pertama untuk kita berintrospeksi melihat apa sebenarnya yang salah pada kita. Mungkin ada sesuatu yang membuat kita mudah tidak dihukum. Lambang kita itu luar biasa tapi kita seperti memperolok-olokkan," kata Suharso yang kembali meneteskan air mata.
Suharso pun mengingatkan pada kader untuk bangkit, dan meningkatkan militansi yang dinilainya sudah mulai pudar. Suharso mengaku hanya menjalankan amanat sebagai fasilitator dalam jabatan Plt Ketum bertekad untuk membangkitkan PPP di laga Pemilu 17 April 2019. "Saya tidak mau kita tenggelam dalam kesedihan," kata dia.
Suharso pun menyatakan akan mengunjungi dapil-dapil untuk melihat perjuangan dan militansi para Kader PPP. Di akhir sambutannya, Suharso berkehendak akan menghidupkan kembali yel-yel lama partai. 'Yuk coblos Ka'bah'. Yel-yel itu dihidupkan kembali, dan ada persatuan ada pembangunan, esensinya tanpa persatuan tidak ada pembangunan," ujar Suharso.