Selasa 19 Mar 2019 11:41 WIB

Demi Persahabatan, Politikus Golkar Ini Dukung Prabowo-Sandi

Golkar adalah partai pengusung pasangan Jokowi-Maruf.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andri Saubani
Erwin Aksa
Foto: Republika
Erwin Aksa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Golkar, Erwin Aksa sekaligus keponakan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla secara terang-terangan mendukung pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Padahal, partainya secara resmi telah mengusung pasangan calon Joko Widodo-KH Maruf Amin.  

"Saya dan Sandiaga Uno merupakan sahabat sejati, mantan Ketua Umum HIPMI dan aktif di KADIN. Kami punya ikatan emosional yang tidak bisa kami hilangkan dan kami lupakan. Kami memiliki hubungan persahabatan yang hakiki," tegas Erwin Aksa saat dikonfirmasi Republika.co.id, Selasa (19/3).

Baca Juga

Erwin mengaku dirinya menggantikan Sandiaga menjadi Ketua Umum HIPMI Munas di Bali dan Sandiaga-lah yang membantunya. Sehingga dirinya bisa menjadi Ketua Umum HIPMI. Bagi dirinya persahabatan lebih penting dari segalanya. Erwin tidak ingin persahabatannya dengan Sandiaga terputus karena pilihan politik yang berbeda.

"Nilai-nilai persahabatan harus terus dipupuk karena nilai-nilai persahabatan adalah modal sosial yang sangat penting bagi pembangunan Indonesia," tutur Erwin.

Maka dengan demikian, Erwin sadar atas konsekuensi yang harus diterimanya dari Partai Golkar akibat dari dukungannya tersebut. Bahkan, saat ini ia mengaku tidak sejalan dengan partai berlambang pohon Beringin tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa langkahnya bukan berarti tidak taat asas, tapi demi persahabatan dengan Sandiaga Uno.

"Akhirnya saya mohon maaf kepada seluruh kolega dan kader Partai Golkar di seluruh Indonesia, dan dengan ini saya menyatakan Non Aktif dari kepengurusan Partai Golkar sampai proses pencapresan selesai," ungkapnya.

Lanjut Erwin, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada tanggal 17 April 2019 mendatang merupakan proses politik konstitusional yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945. Setiap warga negara berhak untuk memilih calon presiden dan calon wakil presiden sesuai dengan pilihan hati nuraninya dan hak tersebut dijamin dan dilindungi oleh Undang-Undang.

"Pilihan saya ini adalah pilihan pribadi dan dalam hal kampanye dan sosialisasi capres-cawapres selama ini saya tidak pernah mengatasnamakan dan menggunakan atribut Partai Golkar," kata Erwin.

Erwin berpendapat dinamika politik dan perbedaan pilihan ini merupakan hal yang wajar dalam alam demokrasi. Perbedaan harus disikapi secara bijak dan tidak perlu dipandang negatif.

Menurut Erwin, masyarakat harus diberi pemahaman yang baik bahwa perbedaan bukanlah permusuhan. Perbedaan, katanya, menjadikan bangsa Indonesia lebih kaya dan lebih dewasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement