Ahad 17 Mar 2019 16:12 WIB

Hapus Peran Tengkulak, Nelayan Jabar Gunakan E-Commerce

Minimnya permodalan membuat nelayan di Jabar selalu tergantung pada tengkulak

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nidia Zuraya
Nelayan beraktivitas di kawasan hutan mangrove di pesisir tiris, Pasekan, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (19/2/2019).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Nelayan beraktivitas di kawasan hutan mangrove di pesisir tiris, Pasekan, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (19/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Barat mematangkan pendekatan e-commerce lewat Program Gudang Ikan Juara. Menurut Sekretaris DKP Jawa Barat Dede Sunendar, hal ini dilakukan untuk menekan ketergantungan nelayan kepada tengkulak.

Dede mengatakan, kehadiran tengkulak sementara ini memang merugikan sekaligus dirindukan oleh nelayan. Namun, pihaknya tetap merasa perlu memutus rantai distribusi ikan yang teramat panjang.

Baca Juga

"Gudang Ikan Juara itu ingin mendekatkan produsen dan konsumen, juga mempermudah distribusi dan pemasaran. Tahu ini sedang dibangun aplikasi dengan pendekatan e-commerce," ujar Dede, kepada wartawan, Ahad (17/3).

Dengan adanya sistem ini, kata Dede, para nelayan akan lebih diuntungkan dalam memasarkan ikan hasil tangkapannya. Di mana harga jual pun akan transparan dan sesuai dengan yang disepakati antara produsen dan konsumen.

"Ini memutus rantai (distribusi) yang demikian panjang. Sebab, nelayan paling dirugikan. Resiko tinggi tapi margin keuntungan justru paling kecil nelayan itu," katanya.

Untuk mendukung e-commerce ini, kata dia, pihaknya pun akan mendorong dengan program penguatan akses permodalan. Sebab, menurut dia, salah satu alasan nelayan terlalu tergantung pada tengkulak lantaran permodalan yang belum maksimal.

"Jadi nanti bagaimana dalam penguatan kelembagaan kelompok nelayan dan penguatan akses permodalan terhadap perbankan," katanya.

DKP Jabar, kata dia, menargetkan sistem e-commerce ini dapat optimal diaplikasikan pada jangka waktu lima tahun ke depan. Tahun 2019 ini, pihaknya sedang gencar membangun sistem untuk memuluskan realisasi program agar berjalan lancar.

"Tahun pertama membangun sisten, tahun ke dua coba terus terus mensosialisasikan, mudah-mudahan tahun ketiga bertahap sudah dapat diaplikasikan," katanya.

Namun, kata dia, sentuhan e-commerce dalam pemasaran ikan ini pun perlu adanya kerjasama dengan seluruh stakholder. Tak terkecuali dengan nelayan itu sendiri yang notabene sebagai produsen.

"Kita lihat kemapuan dalam menjalankan sistem ini juga perlu ada kesiapan dari pelaku usaha untuk mengakses sistem ini," katanya.

Selain itu, pihaknya pun akan menjalin sinergitas bersama Tim Akselerasi Pembangunan (TAP) yang dibentuk Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Juga dengan konsultan dalam hal pengumpulan data.

"Sistem ini juga sangat menguntungkan dalam validasi data. Sekaligus memperbaiki data base," katanya.

Dede memastikan Program Gudang Ikan Juara lebih menitik beratkan kepada produksi ikan agar ketersediaannya memadai. Baik itu ikan hasil tangkap laut maupun payau. Pihaknya menargetkan, stok ikan tersebut dapat terpenuhi hingga setiap desa.

"Kalau boleh nanti kita akan berkolaborasi, termasuk dengan tingkat desa. Karena kan ada Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) mungkin nanti salah satu (produk) garapannya itu ikan," katanya.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga akan mengisi ruang salah satu program gubernur Ridwan Kamil, yakni One Pasantren One Product (OPOP). Menurutnya, hal tersebut akan efektif dalam mengembangkan potensi ikan di Jabar.

"Kita akan melakukan pendekatan di setiap pesantren yang memiliki potensi. karena itu sangat efektif," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement