REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Cipatujah merupakan salah satu wilayah kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, yang memiliki produksi perikanan tangkapan laut terbanyak, dan mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan.
Dikutip dari Antara, Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tasikmalaya dalam angka pada tahun 2022, produksi perikanan tangkap laut di daerah tersebut mencapai 841,20 ton.
Namun, para nelayan pesisir laut Kecamatan Cipatujah acapkali mengeluhkan ketiadaan bengkel yang mampu menangani kerusakan berat mesin kapal di Kabupaten Tasikmalaya akibat keterbatasan alat.
Mereka harus rela merogoh kocek lebih dalam untuk memperbaiki kapal ke Pangandaran dengan jarak 80km atau ke Cilacap sejauh 100km.
"Kemarin-kemarin nelayan di sini kalau memperbaiki mesin laut jauh jadi biayanya bertambah banyak. Belum ongkos perbaikan mesinnya, belum ongkos kesananya, apalagi kalau naik motor gak mungkin karena kita jauh," ucap Ketua kelompok sukarelawan yang menamakan diri mereka sebagai Nelayan Balad Ganjar Jawa Barat, Gunawan, seperti dilansir dari keterangan resminya pada Senin (20/3/2023).
Melihat kondisi sulit itulah, Nelayan Balad Ganjar Jawa Barat akhirnya berinisiatif menggandeng bengkel milik Sony di Desa Sindangkerta, Kecamatan Cipatujah dengan memberikan bantuan peralatan perbaikan kapal seperti mesin pres, mesin las, dan lain-lain.
Dalam kesempatan itu pihaknya membuka kesempatan perbaikan mesin kapal secara gratis untuk 10 kapal nelayan.
"Jadi manakala ada bantuan alat perbengkelan seperti ini sangat membantu sekali buat masyarakat di sini, minimalnya memperirit pengeluaran pada saat memperbaiki peralatan mesin perahu," ungkap Gunawan.
"Nanti yang menggunakan atau memanfaatkan alat ini bukan hanya nelayan sini saja, dari Garut, dari Pamengpeuk karena mereka kalau memperbaiki ke Cilacap juga tapi kalau disini ada mereka pasti ke sini," imbuh Gunawan.
Pria yang kerap disapa Ugun ini berharap, bengkel Sony juga bisa menyerap tenaga anggota-anggota kelompok nelayan setempat sebagai montir untuk memberikan penghasilan tambahan.
Pemilik bengkel, Sony Al Majid (40 tahun) mengaku selama 15 tahun membuka usaha perbaikan kapal, hanya mampu menangani kerusakan ringan saja lantaran peralatan seadanya yang dimiliki.
Dia mengaku senang atas bantuan alat-alat yang dapat membantu menangani kerusakan berat kapal para nelayan.
"Kemarin-kemarin cuma servis ringan, soalnya peralatan ala kadarnya. Alhamdulillah terima kasih sudah dapat bantuan ini, insyaallah ke depan bisa memperbaiki kerusakan berat dan bermanfaat buat para nelayan," kata Sony.
Camang Surahman (68 tahun) nelayan asal Desa Sindangkerta yang telah melaut sejak 1975 ini merasa senang atas bantuan pengembangan bengkel lokal kali ini sehingga para pelaut dapat memangkas biaya perbaikan kapal.
"Dulu (kalau mau perbaiki kapal) kadang ke Pangandaran, atau ke Cilacap. Dari sini dua jam ke Pangandaran kalau ke Cilacap lima jam. Alhamdulillah (bantuan ini) bermanfaat juga untuk nelayan di sini," ucap Camang.