REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan alasan para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang tergabung dalam "Pahlawan Ekonomi" dan “Pejuang Muda” fokus memasarkan produknya di pasar dalam negeri. Risma menjelaskan, pasar dalam negeri dipilih lantaran jumlahnya yang sangat besar.
"Pasar kita ini besar sekali. Justru kalau orientasinya ke luar negeri, saya khawatir pasar yang besar ini diambil luar. Wong UMKM luar aja sasar pasar dalam negeri kita," kataRisma saat menjadi pembicara di acara Bincang Kompas di Kempi Hotel Surabaya, Jumat, (15/3).
Risma tidak memungkiri, jika pelaku UMKM di Surabaya mampu memasarkan produknya ke luar negeri, keuntungannya bisa lebih besar. Apalagi jika kurs dollar AS lagi tinggi. Namun menurutnya, itu sangat rentan jika tidak memiliki pondasi yang benar-benar kuat.
"Enak memang dapat dolar, apalagi ada perbedaan kurs tinggi. Tapi, ini sangat rentan sekali, kena ombak sedikit saja berat. Kita memang orientasinya ke dalam negeri dulu. Baru kalau sudah terpenuhi bisa ke luar," ujar Risma.
Menurut Risma, yang paling penting bagi para pelaku UMKM saat ini adalah kualitas produk dengan harga diharapkan bisa sesuai. Artinya, kalau harganya rendah dan kualitasnya jelek, akan sangat sulit bersaing dengan produk-produk lainnya. Namun, meskipun produk yang dihasilkan dibandrol dengan harga tinggi, tetapi kualitasnya bagu, akan lebih diterima.
"Tapi, kalau kita dapat harga tinggi dengan kualitas bagus, maka mereka bisa saving. Sebenarnya itu permainanya. Jadi bukan mesti harus ekspor karena potensi kita luar biasa. Justru jangan sampai potensi yang besar ini diambil oleh orang lain," ujar Risma.