Kamis 14 Mar 2019 10:42 WIB

Anies Panen Duku, Ingin Cagar Buah Condet Jadi Wisata

Anies merasa berada di Cagar Buah Condet tak seperti di tengah kota metropolitan.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Gita Amanda
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai menghadiri rapat lanjutan percepatan penataan transportasi Jabodetabek di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (11/3).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai menghadiri rapat lanjutan percepatan penataan transportasi Jabodetabek di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (11/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan ikut serta memanen duku di Cagar Buah Condet (CBC), Jakarta Timur, Kamis (14/3). Ia pun memanen sendiri duku-duku itu dari pohonnya secara langsung.

"Alhamdulillah, tadi barusan kita sama-sama panen duku condet. Di tempat yang kita kenal sebagai cagar buah duku condet ini, di sini ada tanaman salak, ada tanaman duku dan kalau kita perhatikan ini sesuatu yang sangat unik di Jakarta yang penuh dengan gedung-gedung," ujar Anies.

Baca Juga

Menurut Anies, ketika berada di CBC, suasananya seperti bukan di tengah kota. metropolitan melainkan di tengah pedesaan yang dikelilingi tanaman-tanaman hijau. Untuk itu, ia pun mengajak warga Jakarta menjadikan CBC sebagai pilihan tempat wisata berakhir pekan bersama keluarga.

"Bisa dipakai untuk keluarga datang ke sini, ajak anak-anak kita untuk lihat, kebanyakan anak-anak di kota melihat buah-buahan ketika sudah ada di meja. Tidak memiliki bayangan seperti apa ketika masih di pohon," kata Anies.

Bahkan, ia juga mengajak warga untuk mengonsumsi buah-buahan. Terutama buah yang berasal dari Condet seperti duku dan salak. Anies mengatakan, rasa duku condet unik sehingga membuatnya tak bisa berhenti makan.

Anies pun langsung memakan duku itu langsung setelah ia memetiknya dari pohon. Bahkan, ia pun sampai menaiki tangga untuk memetik duku-duku itu. Pohon duku tersebut, lanjut dia, diperkirakan usianya lebih dari 100 tahun, dan begitu juga dengan pohon salaknya.

"Saya ngerasain tadi rasanya manis, saya metik tadi di atas, begitu selesai metik nyoba langsung yang tadi dipetik, dan terasa sekali memang berbeda manis enak rasanya nggak mau berhenti makan," tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement