Rabu 13 Mar 2019 17:05 WIB

Prabowo: Saya tidak Percaya Survei

Prabowo menilai para lembaga survei dibayar dan hanya melibatkan sedikit responden.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andri Saubani
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyapa warga Riau saat tiba di Gelanggang Remaja Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (13/3/2019).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyapa warga Riau saat tiba di Gelanggang Remaja Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (13/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto menegaskan, dirinya tidak pernah percaya pada hasil survei elektabilitas capres-cawapres yang dirilis sejumlah lembaga survei di Indonesia. Prabowo menilai lembaga-lembaga survei tersebut sengaja dibayar oleh pihak-pihak tertentu.

"Saya tidak percaya survei-survei itu karena survei-survei itu dibayar," kata Prabowo dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.

Baca Juga

Prabowo menduga survei-survei tersebut hanya melibatkan sedikit responden. Sedangkan, ia optimistis berdasarkan sambutan masyarakat. Ia merasa sambutan masyarakat lebih besar daripada responden yang digunakan dalam survei-survei tersebut.

"Anda tahu, survei-survei itu respondennya hanya 2.000 orang, yang ditanya hanya 2.000 orang, sementara yang di gedung ini saja jumlannya sudah 7.000 orang," kata Prabowo disambut masyarakat Riau di Gelanggang Remaja Pekanbaru, Riau, Rabu (13/3).

Prabowo mengakui, ia dan timnya memiliki hitungan sendiri mengenai tingkat elektabilitasnya. Prabowo mengatakan lebih percaya pada hasil survei yang dilakukan oleh internal Koalisi Adil Makmur.

"Kita diem-diem punya survei juga, tapi kita belum umumkan, belum mau. Kenapa belum mau umumkan? Jangan sampai kita lengah," kata Prabowo.

Menurut Prabowo, hasil survei internal itu lebih valid daripada hasil survei yang dilakukan sejumlah lembaga. Hal itu seperti tampak di Pilkada DKI Jakarta 2017. Saat itu, lembaga survei memprediksi calon gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menang dan rivalnya, Anies Baswedan, tersingkir pada putaran pertama. Namun, hasil pilkada menunjukkan hal yang berbeda, tak sesuai dengan prediksi lembaga survei.

Hal serupa juga terjadi di Pilkada Jawa Barat dan Jawa Tengah. Saat itu, paslon Sudrajat-Saikhu dan Sudirman Said-Ida Fauziyah, dua paslon yang tak diunggulkan oleh hasil survei, justru mendapatkan perolehan suara yang signifikan.

"Saudara-saudara tahu, bagaimana rakyat bisa memenangkan DKI Jakarta? Jika saudara ingin perubahan, ingin berdikari, ingin Indonesia adil dan makmur, ingin kekayaan bangsa dinikmati seluruh rakyat, karena itu kita tidak boleh lengah. Jangan kita kumpul-kumpul dan teriak-teriak di sini, tapi kita harus ke TPS, kita harus jaga TPS," kata Prabowo.

photo
Elektabilitas Jokowi dan Prabowo

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement