Senin 11 Mar 2019 15:58 WIB

Di Ruas Tol Ini Ada Peninggalan Kerajaan Majapahit

Sejak dulu warga mendengar cerita adanya peninggalan sejarah di daerah tersebut.

Rep: Wilda Fizriyani / Red: Agus Yulianto
TEMUAN SITUS MAJAPAHIT: Lokasi penemuan situs peninggalan Kerajaan Majapahit di Sekarpuro, Pakis, Kabupaten Malang. Reruntuhan purbakala ini berada di atas lahan proyek tol Pandaan-Malang.
Foto:
Lokasi peninggalan Kerajaan Majapahit

Di Malang Raya sendiri terdapat dua 'nagari' yang berada di bawah naungan Majapahit. Antara lain di sebelah utaranya Malang, Tumapel dan arah selatan timur, Kabalan yang kini dikenal dengan sebutan Kebalen, Kedungkandang, Kota Malang. Lokasi-lokasi ini dilaporkan dipisahkan oleh Kali Amprong.

Kabalan diprediksi pernah menjadi lokasi pemerintah pusat kerajaan bawahan Majapahit. Hal itu diperkuat dengan bukti isi prasasti Pamintihan yang tertulis pada 1473. Prasasti yang dikeluarkan di era Raja Girindrawardana Wangsa ini menyebutkan, kerajaan telah memberikan anugerah perdikan (desa bebas pajak) kepada seorang arya (gelar penguasa daerah).

"Kemungkinan desa perdikan itu di Kabalan lalu meluas hingga sekitar Madyopuro. Desa kuno kan bisa luas dan dugaannya sampai Sekarpuro, wilayah yang bertetangga dengan Madyopuro," jelas Dwi.

Sementara ihwal bangunan yang ditemukan di Sekarpuro, Dwi berpendapat, kemungkinan berdiri di antara era keemasan atau masa akhir Kerajaan Majapahit. Dari sisi struktur bata, ia meyakini konsep tersebut serupa dengan Majapahit. Keyakinan ini terlepas dari penilaian keramik dan temuan koin lainnya nanti.

Masih pada aspek struktur bata, Dwi juga menilai, konsep bangunan terlihat lebih kuat. Pondasi bangunan kemungkinan memiliki lebih dari empat lapisan. Jika terbukti demikian, Dwi memastikan, bangunan ini dimiliki masyarakat menengah ke atas.

Sementara Ihwal temuan guci, Dwi mengatakan, barang-barang tersebut merupakan produk dagangan dari luar negeri. Seperti diketahui, jalinan perdagangan luar pulau dan negara telah terjalin sejak masa lampau, baik dengan Cina, Timur Tengah dan sebagainya. "Dan di masa Majapahit, produk asing tidak mungkin masuk ke desa yang belum berkembang. Pasti ke tempat yang perekonomian warganya sudah mampu," katanya.

Berdasarkan pantauan Dwi, wilayah Sekarpuro saat ini masih didominasi dengan pertanian. Menurut dia, kondisi tersebut sepertinya tak jauh berbeda dengan masa lalu. Mata pencaharian ini nampaknya membuat warga di desa tersebut relatif maju dibandingkan lainnya di era tersebut. 

"Desa maju karena pertanian yang lahannya juga subur. Wilayah ini berada di lembah selatan dan barat dari Semeru Tengger lalu dilalui sungai, Kali Amprong dan sungai-sungai kecil lainnya. Desa ini maju pada zamannya karena itu wajar ada barang mahal dari Cina," ujar dia saat ditemui wartawan, belum lama ini.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement