Ahad 10 Mar 2019 07:00 WIB

Prajurit Zipur-Kostrad akan Segera Dikirim ke Nduga

600 prajurit TNI dari Makassar dikirim ke Nduga.

Prajurit TNI bersiap menaiki helikopter menuju Nduga di Wamena, Papua, Rabu (5/12).
Foto: Antara/Iwan Adisaputra
Prajurit TNI bersiap menaiki helikopter menuju Nduga di Wamena, Papua, Rabu (5/12).

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Komandan Korem 172 /Praja Wira Yakti Kolonel Jonathan Binsar Sianipar menegaskan 600 prajurit TNI dari Batalyon 431 Kostrad Makassar dan Batalyon Zipur 8 Makassar sudah berada di Timika sejak Sabtu (9/3). Mereka akan segera dikirim ke Kabupaten Nduga untuk melanjutkan pekerjaan jalan dan jembatan Trans Papua.

"Mulai pagi ini kita akan geser mereka ke titik masing-masing. Nanti ada dua sektor, satu sektor di wilayah Kenyam dan satu lagi di wilayah Mbua. Jadi kita bekerja paralel dari dua sektor itu," kata Kolonel Binsar di Timika, Minggu.

Baca Juga

Danrem 172/PWY Kolonel Jonathan Binsar Sianipar dipercayakan sebagai Komandan Pelaksanaan Operasi Pembangunan Jalan dan Jembatan Proyek Trans Papua.

Danrem menjelaskan prajurit TNI yang akan segera dikirim ke Nduga itu berkekuatan dua Satuan Setingkat Yonif (SSY) berjumlah 600 personelm. Mereka terdiri atas 150 prajurit Batalyon Zipur 8 yang bertugas mengerjakan jalan dan jembatan Trans Papua serta 450 prajurit Batalyon 431 Kostrad yang melakukan pengamanan selama pekerjaan berlangsung.

Prajurit TNI yang akan ditempatkan ke Kenyam, ibukota Kabupaten Nduga akan melanjutkan pekerjaan pembangunan jalan dan jembatan dari arah Kenyam menuju Batas Batu dan Mumugu Kabupaten Asmat.

Sektor lainnya di wilayah atas akan melanjutkan pekerjaan pembangunan jalan dan jembatan dari arah Mbua menuju Paro.

Dua lokasi di ruas jalan Trans Papua itu sebelumnya ditangani oleh PT Brantas Abipraya dan PT Istaka Karya, namun terhenti sejak awal Desember 2018 menyusul insiden pembantaian belasan pekerja PT Istaka Karya oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata/KKSB.

Para prajurit TNI yang dikirim ke Nduga itu diberi target hingga akhir tahun menyelesaikan pembangunan 30 jembatan di ruas jalan Trans Papua yang belum terselesaikan.

"Kita harapkan paling tidak setengah dari proyek ini bisa selesai sampai akhir tahun. Di 2019 ini paling tidak 70-80 persen dari 30 jembatan yang ditargetkan itu bisa kita selesaikan. Penugasan ini normalnya sekitar sembilan bulan, tapi bisa saja dalam perkembangan bertambah satu sampai dua bulan. Yang jelas, kami menargetkan, proyek ini harus tuntas, apapun ceritanya," tegas Kolonel Binsar.

Danrem mengatakan terus berkoordinasi dengan Markas Besar TNI di Jakarta serta Kementerian PU-PR untuk menambah personel pasukan Zipur yang akan terlibat dalam pembangunan jalan dan jembatan Trans Papua agar progres pembangunan lebih cepat.

Menurut Danrem, pasukan yang dikirim ke Nduga untuk melanjutkan pembangunan jalan dan jembatan Trans Papua tidak terlibat dalam pengejaran KKSB pimpinan Egianus Kogoya. "Mereka ini khusus untuk bangun jalan dan jembatan. Yang melakukan pengejaran KKSB ada satuan lain yang sudah ada saat ini di wilayah pegunungan," ujar Danrem.

Sebanyak 600 prajurit TNI dari Batalyon 431 Kostrad Makassar dan Batalyon Zipur 8 Makassar, Sabtu (9/3) pagi tiba di Pelabuhan Portsite Amamapare, Timika, Papua menggunakan KRI Dr Soeharso, kapal rumah sakit milik TNI-AL.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement