Jumat 08 Mar 2019 15:23 WIB

Kunjungan Turis ke Gili Trawangan Meningkat Selama Nyepi

Peningkatan kunjungan terlihat di Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Christiyaningsih
Keindahan Pantai Gili Trawangan
Foto: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB
Keindahan Pantai Gili Trawangan

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- PerayaaN Nyepi di Bali memberikan dampak cukup signifikan bagi tingkat kunjungan wisatawan di Lombok. Meningkatnya kunjungan wisatawan terlihat di kawasan tiga gili yakni Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Ketua Asosiasi Pengusaha Gili Trawangan (APGT) Acok Zainul Baso mengatakan peningkatan kunjungan wisatawan ke tiga gili merupakan hal yang biasa terjadi selama masa Nyepi di Bali. "Alhamdulillah kawasan tiga gili ramai. Sehari sebelum Nyepi ada sekira 1.954 turis yang datang dari Bali dengan kapal cepat," ujar Acok saat dihubungi Republika, Jumat (8/3).

Acok menyebut jumlah wisatawan kemungkinan lebih besar. Karena, data tersebut belum termasuk kunjungan wisatawan yang datang melalui Pelabuhan Bangsal dan Pelabuhan Teluk Nara di Lombok Utara.

Acok menyampaikan kebanyakan pengunjung yang datang ke gili dari Bali merupakan ekspatriat yang berdomisili di Bali. Ada pula beberapa wisatawan mancanegara (wisman) dari Bali yang memilih pindah sementara ke Gili lantaran masa Nyepi. "Lumayan karena selama dua hari dua malam Gili Trawangan lebih ramai dari biasanya dan tentu angka okupansi kamar hotel juga meningkat," kata Acok.

Lantaran kebanyakan yang ke Gili merupakan ekspatriat, maka pada Jumat ini sekira 1.000 pengunjung sudah mulai kembali ke Bali berhubung masa Nyepi sudah selesai. Acok berharap pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, melakukan upaya konkret dalam mempercepat pemulihan sektor pariwisata Lombok terutama di kawasan tiga gili pascagempa.

 

Acok menuturkan tingkat kunjungan wisatawan ke tiga gili belum benar-benar pulih. Sejauh ini jumlah wisatawan hanya berkisar 900 orang ke bawah setiap harinya. Angka tersebut, kata dia, masih jauh di bawah periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 1.000 hingga dua ribu pengunjung per hari.

"Perlu ada gebrakan dari pemerintah, entah dengan membuat event di Gili atau apapun yang bisa mendorong pemulihan sektor pariwisata. Karena selain dampak gempa kini dihadapkan pada kenaikan tiket pesawat juga," ungkap Acok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement