Jumat 01 Mar 2019 03:00 WIB

Lombok Barat Menuju Sertifikasi Pariwisata Berkelanjutan

Saat ini Lombok Barat telah meningkat ke jenjang STC.

Festival Pesona Bau Nyale: Ribuan warga dan wisatawan mengumpulkan Nyale (cacing laut warna-warni) pada Festival Pesona Bau Nyale 2019 di pantai Seger Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang dikelola oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) di Kuta, Praya, Lombok Tengah, NTB, Senin (25/2/2019).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Festival Pesona Bau Nyale: Ribuan warga dan wisatawan mengumpulkan Nyale (cacing laut warna-warni) pada Festival Pesona Bau Nyale 2019 di pantai Seger Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang dikelola oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) di Kuta, Praya, Lombok Tengah, NTB, Senin (25/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Barat berupaya mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan. Komitmen ini disampaikan Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid saat menandatangani kerja sama dengan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan saat rapat koordinasi nasional (rakornas) di Jakarta, Kamis (28/2).

Fauzan menyampaikan, setelah ditetapkan menjadi area observasi dalam Sustainable Tourism Observatory (STO), saat ini Lombok Barat ini telah meningkat ke jenjang Sustainable Tourism Certificate (STC) atau sertifikasi pariwisata berkelanjutan. 

Fauzan menilai, hal ini menjadi angin segar bagi dunia pariwisata Lombok Barat yang sedang lesu akhir-akhir ini.

"Pascagempa dan isu seperti pemilu dan rabies, kita sambil jalan akan melakukan pembenahan lagi untuk membangkitkan kepariwisataan kita," ujar Fauzan dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id  di Mataram, NTB, Kamis (28/2).

Dengan menuju sertifikasi pariwisata berkelanjutan, kata Fauzan, Lombok Barat akan terus mendapat pendampingan, monitoring, dan dukungan dari Kementerian Pariwisata, Universitas Mataram, bahkan dunia. Bagi Fauzan, ciri utama pariwisata berkelanjutan nantinya tidak hanya sekadar menjual destinasi alam, melainkan juga kemampuan manusia dan harmoninya dengan alam tersebut, serta pemanfaatan teknologi digital dalam informasi.

"Ini seiring dengan pembangunan kepariwisataan yang digaungkan kementerian, yaitu Wonderful Indonesia Digital Tourism 4.0," kata Fauzan. 

Fauzan menambahkan, Kabupaten Lombok Barat memang sangat bergantung dengan pariwisata dalam memperoleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan lebih dari 60 persen PAD Lombok Barat bersumber dari pariwisata. 

Untuk membangkitkan gairah kepariwisataan di Lombok Barat pada 2019 ini, Fauzan berencana melakukan sejumlah hal, meliputi revitalisasi kawasan Pantai Senggigi dan Gili Gede di Sekotong, mengembangkan kawasan Sesaot yang menjadi lokasi proyek STO, mengembangkan desa-desa wisata,  menggelar banyak event untuk promosi, serta pelatihan-pelatihan untuk para pelaku pariwisata.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement