Jumat 08 Mar 2019 15:19 WIB

Banjir Jatim Berangsur Surut, Pengungsi Kembali Pulang

14 hari status tanggap darurat akan digunakan untuk penanganan pascabanjir.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolanda
Susasana jalan tol Trans Jawa ruas Ngawi-Kertosono pada KM 603-604 yang terendam banjir di Desa Glonggong, Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis (7/3/2019).
Foto: ANTARA FOTO
Susasana jalan tol Trans Jawa ruas Ngawi-Kertosono pada KM 603-604 yang terendam banjir di Desa Glonggong, Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis (7/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim Suban Wahyudiono memastikikan, banjir yang menggenangi beberapa wilayah di Jawa Timur sudah berangsur surut. Termasuk di Kabupaten Madiun, yang menjadi daerah terparah terendam banjir, saat ini kondisinya sudah surut. Bahkan sebagian pengungsi diakuinya sudah kembali ke rumah masing-masing.

"Alhamdulillah banjir di daerah-daerah yang ada di Jatim sudah surut. Di Madiun juga sudah surut. Jalan arteri yang kemarin tergenang juga sudah surut, jalan tol juga sudah surut, sudah bisa dilalui," kata Suban kepada Republika.co.id, Jumat (8/3).

Baca Juga

Tidak saja di Madiun, lanjut Suban, banjir di daerah lain seperti Pacitan dan sebagainya juga sudah surut. Situasi tersebut, kata Suban, membuat sebagian pengungsi memilih kembali ke rumahnya masing-masing. Meskipun, masih ada sebagian pengungsi lainnya yang memilih tetap tinggal di pengungsian.

"Pengungsi sudah ada yang kembali ke rumahnya. Tapi masih juga ada yang tinggal di pengungsian. Mereka yang tinggal di pengungsian kebanyakan yang sudah tua atau dalam kondisi sakit seperti itu," ujar Suban.

Suban tidak mempermasalahkan sebagian masyarakat yang memilih kembali ke rumah masing-masing, meski banjir bisa saja kembali melanda ketika hujan intensitas tinggi kembali turun. Itu tak lain karena masih ada petugas dan para relawan yang tinggal di lokasi. Selain itu, lanjut Suban, masyarakat juga sudah pasti belajar dari pengalaman, dan pasti mengetahui jika sewaktu-waktu harus kembali ke pebgungsian.

photo
Kondisi banjir di wilayah Kabupaten Madiun difoto dari udara menggunakan pesawat Helikopter NAS-332 Super Puma dari Skadron Udara 6 Lanud Atang Sanjaya Bogor yang dipiloti Mayor Pnb Nugroho Tri dan co-pilot Lettu Pnb Septian Sihombing yang sedang bertugas Bawah Kendali Operasi (BKO) di Lanud Iswahjudi, di Madiun, Jawa Timur, Jumat (8/3/2019).

 

"Dengan pengalaman yang seperti ini, kan secara tidak langsung mengedukasi masyarakat. Mereka tahu kalau kondisinya sudah sepeti ini, mereka harus mengungsi. Jadi edukasinya langsung dari pengalaman," ujar Suban.

Bupati Madiun Ahmad Dawami  mengatakan, sejak Kamis (7/3) malam, ketinggian air yang sebelumnya menggenang di area permukiman warga, seperti yang terpantau di wilayah Balerejo, sudah berangsur surut. "Dusun Pojok, Desa Sogo, Balerejo yang berbatasan dengan Ngawi, pada Kamis malam terpantau air naik di sana. Tapi desa lainnya sudah surut semua," ujar Dawami.

Karena air telah berangsur surut, sejumlah warga yang sebelumnya bertahan di posko bencana, baik yang berada di kantor desa ataupun kecamatan, terpantau pulang ke rumah masing-masing. Demikian juga warga yang mengungsi ke rumah saudara ataupun tetangga yang tidak terdampak banjir. Kebanyakan semua telah kembali untuk membersihkan rumah pascabanjir.

Dawami menjelaskan, setelah fokus pada penanganan warga terdampak banjir guna menghindari korban jiwa, 14 hari status tanggap darurat selanjutnya akan digunakan untuk penanganan pascabanjir. "Seperti sudah disampaikan, pertama adalah selamatkan manusianya dulu supaya tidak ada korban jiwa. Setelah itu kita pikirkan penanganan pascabanjir, seperti soal rehabilitasi dan reksontruksi," kata Dawami.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement