Selasa 05 Mar 2019 16:24 WIB

Jalur Ganda Palur-Kedungbanteng Resmi Beroperasi

Jalur ganda Palur-Kedungbanteng menempuh jalur sepanjang 34 kilometer

Rep: Binti Sholikah/ Red: Christiyaningsih
Kereta Api Sri Tanjung relasi Lempuyangan-Banyuwangi PP melintas di jalur ganda (double track) di Stasiun Kemiri, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (5/3). Jalur rel ganda Palur-Kedungbanteng sepanjang 34 kilometer yang melintasi Kabupaten Karanganyar dan Sragen tersebut mulai dioperasikan pada Selasa (5/3).
Foto: Republika/Binti Sholikah
Kereta Api Sri Tanjung relasi Lempuyangan-Banyuwangi PP melintas di jalur ganda (double track) di Stasiun Kemiri, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (5/3). Jalur rel ganda Palur-Kedungbanteng sepanjang 34 kilometer yang melintasi Kabupaten Karanganyar dan Sragen tersebut mulai dioperasikan pada Selasa (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR -- Jalur rel ganda atau double track sepanjang 34 kilometer dari Stasiun Palur di Karanganyar sampai Stasiun Kedungbanteng di Sragen resmi beroperasi. Pengoperasian jalur ini secara resmi dilakukan pada Selasa (5/3). Jalur kereta di Jawa sisi selatan tersebut termasuk dari jalur ganda Solo-Kedungbanteng sepanjang 42 kilometer.

Direktur Prasarana Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zamrides mengatakan pengoperasian jalur ganda Palur-Kedungbanteng sudah 100 persen. Namun, masih ada beberapa titik yang perlu penyempurnaan.

Di lintasan sepanjang 42 kilometer dari Stasiun Solo Jebres hingga Stasiun Kedungbanteng tersebut PT KAI mengoperasikan enam stasiun untuk sistem persinyalan dari mekanik ke elektrik. Enam stasiun tersebut yakni Stasiun Palur dan Kemiri di Karanganyar serta Stasiun Masaran, Sragen, Kebonromo, dan Kedungbanteng di Sragen.

"Hari ini kami sudah selesaikan Stasiun Palur hingga Stasiun Kedungbanteng sebanyak enam stasiun dan di 21 titik sit over," terang Zamrides kepada wartawan di sela-sela peresmian jalur ganda Palur-Kedungbanteng, Selasa (5/3).

Pada operasional jalur ganda hari pertama ini, kereta api hanya bisa melintas dengan kecepatan sekitar 20 kilometer per jam. Selanjutnya kecepatan bisa dinaikkan menjadi 40 kilometer jam. Pada siang hari kecepatan kereta yang melintas sudah bisa mencapai 60 kilometer per jam. Untuk mendapatken kecepatan normal 80 kilometer per jam masih dibutuhkan dua sampai tiga hari ke depan. "Yang kurang itu dari Solo Jebres sampai Stasiun Palur. Selesai kira-kira bulan April bisa dioperasikan semua dari Solo Jebres sampai Kedungbanteng," imbuhnya.

Menurutnya, tidak ada kendala dalam menyelesaikan jalur ganda dari Solo Jebres sampai Kedungbanteng. Titik yang belum selesai hanya di lintasan jembatan Bengawan Solo dengan panjang sekitar 150 meter. "Kendalanya selama ini mungkin kami bekerja di malam hari harus mengerjakan di jembatan cukup panjang dan sungai lebar," imbuh Zamrides.

Pengerjaan jalur ganda sepanjang 42 kilometer tersebut menelan anggaran sebesar Rp 1,3 triliun. Pengerjaan dimulai dari Mei 2017 sampai saat ini dan ditargetkan selesai April 2019. Terdapat sekitar dua ribu pekerja yang bekerja menyempurnakan jalur rel ganda di 21 titik.

Fokus pengerjaan antara lain mengeluarkan wesel lama kemudian memasukkan wesel baru terutama di jalur-jalur utama. Sedangkan untuk jalur-jalur simpang atau siding sudah dikerjakan sejak lama.

Kepala PT KAI Daop VI Yogyakarta, Eko Purwanto, mengatakan ada beberapa manfaat pengoperasian jalur ganda. Di antaranya dari sisi keselamatan lebih terjamin karena tidak ada persilangan kereta api di jalur tersebut. Semua kereta api yang ke arah barat melintas di jalur sendiri. Sedangkan kereta api yang ke arah timur juga punya jalur sendiri.

Manfaat lainnya, kapasitas lintas atau kapasitas kereta api yang lewat menjadi lebih banyak. "Untuk pelayanan menjadi lebih bagus, waktu tempuh juga menjadi lebih pendek," jelasnya.

Eko juga mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati saat menyeberang rel jalur ganda. Terutama, di perlintasan sebidang yang tidak resmi. Saat ini PT KAI Daop VI memiliki sekitar 400 perlintasan sebidang yang resmi dengan penjaga palang pintu. Di luar jumlah tersebut, Eko menyatakan banyak perlintasan sebidang tidak resmi yang dibuat oleh masyarakat sekitar.

"Masyarakat kami minta untuk lebih hati-hati sekarang sudah double track. Jangan berpikiran lagi kereta satu arah saling gantian. Ini bisa berbarengan di satu titik di perlintasan itu dari sisi kanan maupun sisi kiri," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement