REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR—-Balai Besar Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Barat turut menanggapi adanya bencana tanah longsor di dekat pekerjaan pembangunan double track Bogor-Sukabumi KM 1+600 sampai KM 4+200, Ahad (18/4). Pascakejadian, pihak kontraktor dan konsultan supervisi segera melakukan upaya penanganan.
Diketahui, bencana tanah longsor tersebut terjadi akibat hujan deras yang melanda lokasi kejadian pada jam 14:15 sampai dengan jam 19:30 kurang lebih lima jam lamanya. Meski tidak menyebabkan korban jiwa, dari kejadian bencana tersebut setidaknya ada enam rumah di Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor yang terdampak.
Kepala Balai Besar Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Barat, Erni Basri menjelaskan, setelah kejadian tersebut, pihak kontraktor dan konsultan supervisi segera meninjau lokasi di titik terjadinya longsoran.“Pada tanggal 18 April 2021, jam 19.40 WIB, pihak kontraktor dan konsultan supervisi telah telah meninjau lokasi titik terjadinya longsoran untuk menentukan penanganan yang akan diambil,” kata Erni melalui keterangannya, Selasa (20/4).
Selain itu, lanjut Erni, pihak terkait melakukan pembersihan puing-puing bangunan yang tersisa akibat bencana tersebut. Serta membongkar tembok-tembok yang rawan runtuh.
Erni menjelaskan, hal itu dilakukan agar mengurangi dampak terhadap lingkungan di sekitar lokasi kejadian. “Kontraktor melakukan pembersihan puing-puing bangunan yang tersisa akibat bencana tersebut, dan membongkar tembok tembok yang rawan runtuh agar mengurangi dampak terhadap lingkungan sekitar kejadian,” jelasnya.
Lebih lanjut, Erni mengatakan, kontraktor melakukan perbaikan pengamanan sheet pile baja pada lokasi KM 2+225. Dimana lokasi tersebut mengalami kerusakan akibat terjadinya longsoran.
Adapun lokasi kejadian longsor, dipaparkan Erni, terjadi lokasi pengerjaan double track, tepatnya di Jalan Raden Saleh, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan atau di KM 2+225, Kelurahan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan atau di KM 3+100, serta di Kelurahan Batutulis KM 3+300.“Kami melakukan pengamanan dengan sheet pile baja pada titik terjadinya longsoran dan titik rawan longsor,” tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, Teofilo Patrocinio Freitas mengaku telah meminta para kontraktor untuk mengamankan pekerjaan terlebih dahulu. Agar tidak membahayakan rumah warga lain yang juga berhimpitan dengan proyek tersebut.“Kemarin dari teman-teman pekerja kontraktor mau komunikasi untuk penyelesaiannya. Usulan kami, itu kan mau dibikin rel kereta, jadi posisi pengamanan tebingan yang ada, untuk pekerjaannya diamankan dulu. Supaya rumah masyarakat yang berhimpitan tidak terdampak,” ujarnya.
Teo mengatakan, diharapkan kontraktor dapat membaca situasi yang terjadi terhadap rumah warga. Sehingga, dengan diamankannya situasi pekerjaan terlebih dahulu dapat menghindarkan terjadinya kejadian serupa.
Apalagi, sambung Teo, selain dua rumah yang terbawa longsor pada Ahad (18/4), terdapat empat rumah lain yang terdampak. Hal serupa dikhawatirkan dapat terjadi pada rumah yang terletak di ruas sepanjang proyek double track Bogor-Sukabumi.
“Dua rumah yang longsor, yang terdampak ada empat, jadi total ada enam. Kita khawatir kan ini panjang nih pekerjaannya, jadi ruas-ruas yang mereka kerjakan kita harapkan lokasi pekerjaannya diamankan dulu. Artinya kalau ada kemiringan yang berdekatan dengan rumah warga, amankan dulu. Pakai apa? Teknis mereka yang tahu,” jelasnya.