Senin 04 Mar 2019 01:16 WIB

Pengamat: Demokrat tak akan All Out Dukung Prabowo-Sandi

Absennya SBY di tim pemenangan Prabowo-Sandi menjadi penyebab.

Dukungan API untuk Prabowo-Sandi. Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kiri) dan Sandiaga Uno (kedua kanan) serta Dewan Penasehat Badan Pemenangan Nasional Amien Rais (kanan) berfoto bersama saat konsolidasi nasional Aliansi Pencerah Indonesia (API) bersama eksponen Muhammadiyah di Jakarta, Minggu (3/3/2019).
Foto: Antara/Tim Media Prabowo-Sandi
Dukungan API untuk Prabowo-Sandi. Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kiri) dan Sandiaga Uno (kedua kanan) serta Dewan Penasehat Badan Pemenangan Nasional Amien Rais (kanan) berfoto bersama saat konsolidasi nasional Aliansi Pencerah Indonesia (API) bersama eksponen Muhammadiyah di Jakarta, Minggu (3/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Indonesian Public Institute (IPI) Jerry Massie menilai, Partai Demokrat tidak akan all out mendukung paslon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo-Sandi. Alasannya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) absen dalam tim pemenangan Prabowo-Sandi.

Jerry mengatakan, dengan SBY menarik diri di timses lantaran menemani sang istri yang sedang dirawat di salah satu RS Singapura, impact atau dampaknya akan berpengaruh terhadap elektoral Prabowo-Sandi. Hal itu lantaran selain Demokrat koalisi penting di Badan Pemenangan nasional (BPN), SBY juga punya peran sangat vital untuk mengangkat branding Prabowo-Sandi.

"Dengan tak aktif SBY akan berpengaruh besar, pasalnya Demokrat selain masih masuk enam besar hegemoni dan simpatisan mereka cukup signifikan," ujar dia lagi.

Sehingga, kata dia, otomatis membuat daya gedor BPN akan pincang. "Tim BPN harus mencari alternatif siapa pengganti SBY. Saya nilai AHY bakal tak akan ngotot di kampanye nanti karena mereka lagi terfokus ke Ani Yudhoyono dan pilpres agak terbengkalai," katanya pula.

Sedangkan Partai Gerindra, PKS, PAN, dan Berkarya akan lebih ngotot. Semua keputusan Demokrat ada di tangan SBY, sehingga Demokrat bakal tak optimal, tak seperti sebelum Ibu Ani berobat ke Singapura.

"Ini bisa jadi no balancing tak ada keseimbangan lagi. Saya duga politik bersayap dan dua kaki kembali dimainkan Demokrat. Mereka tak akan all out dalam timses. Paling tidak mereka lebih prioritas lolos 4 persen PT," ujarnya pula.

Dalam pidato politiknya setelah ditunjuk sebagai pemimpin pemenangan Partai Demokrat, Jumat (1/3) malam, tak sekalipun Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut nama Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Dalam pidato politik yang berdurasi sekitar 30 menit itu, AHY justru hanya memberikan rekomendasi kepada presiden terpilih dalam Pemilu 2019 tanpa menyebut nama capres dan cawapres yang diusung partainya.

Pidato berjudul Rekomendasi Partai Demokrat untuk Presiden Indonesia mendatang itu dibacakan secara lugas oleh AHY. Tiga hal pokok yang dia sampaikan itu di antaranya tantangan Indonesia 2019-2024 dalam perspektif dunia internasional dan nasional, persoalan dan aspirasi rakyat, serta solusi dan kebijakan yang ditawarkan Demokrat, serta ajakan Demokrat menyikapi perkembangan situasi sosial politik dewasa ini.

"Nasib dan masa depan sebuah negara ditentukan oleh bangsa itu sendiri. Makin kokoh persatuan kita, makin cepat kita mencapai kejayaan bangsa," kata dia dalam pidato politiknya di Djakarta Theater, Jumat (1/3).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement