Ahad 03 Mar 2019 00:02 WIB

Tjahjo: Isu WNA Punya KTP-El Sengaja Dilempar Jelang Pemilu

Isu WN Cina memiliki KTP-el dan bisa mencoblos sempat viral di media sosial.

Mendagri Tjahjo Kumolo saat memimpin apel bersama Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Kemendagri dan BNPP, Jumat, (15/2).
Mendagri Tjahjo Kumolo saat memimpin apel bersama Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Kemendagri dan BNPP, Jumat, (15/2).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menilai, ada indikasi unsur kesengajaan pihak tertentu yang ingin melempar isu soal kepemilikan KTP elektronik (KTP-el) oleh warga negara Asing (WNA) di Cianjur, Jawa Barat, menjelang Pemilu 2019. KPU telah memastikan tidak ada WNA yang memiliki KTP-el masuk dalam DPT Pemilu 2019.

"Ada unsur kesengajaan untuk melempar (isu) yang tidak benar," kata Tjahjo seusai penutupan Rapat Koordinasi Kepala BPSDM Provinsi se-Indonesia di Yogyakarta, Sabtu (2/3).

Baca Juga

Sesuai dengan hasil pengecekan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, nomor induk kependudukan (NIK) yang disebut milik WNA asal Cina di Cianjur ternyata setelah dilakukan pengecekan ternyata merupakan NIK milik WNI asal Cianjur bernama Bahar. "Setelah kemarin dicek KPU yang namanya warga negara asing itu NIK-nya beda, NIK-nya namanya Bahar," katanya.

Apabila memenuhi peraturan tertentu, kata Tjahjo, WNA memang bisa memiliki KTP-el. Meskipun demikian, melalui KTP yang dimiliki itu, mereka tetap tidak bisa menggunakan hak pilih.

"Boleh mengajukan untuk tinggal tetap sesuai dengan Undang-Undang (UU) Imigrasi dan ada surat rekomendasi dari Imigrasi. Akan tetapi, mereka tetap tidak boleh menggunakan hak pilihnya," kata dia.

Menurut Tjahjo, WNA yang memiliki KTP-el di Indonesia selama ini hanya berada di Sumatera, Jawa, dan Bali dengan total mencapai seribuan. Namun, semenjak muncul polemik mengenai KTP elektronik milik WNA, Kemendagri untuk sementara menutup akses pengurusan KTP untuk WNA.

"Daripada sekarang ribut-ribut kemarin Ditjen Dukcapil kami setop dululah," katanya.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement