REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO— Objek wisata Gunung Bromo di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru akan ditutup total selama sehari mulai 7 Maret 2019 pukul 05.00 WIB sampai dengan 8 Maret 2019 pukul 05.00 WIB karena bertepatan dengan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941.
"Penutupan dilakukan dalam rangka menghormati umat Hindu yang merayakan Nyepi," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) John Kenedie melalui siaran persnya yang diterima Antara di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (28/2).
Ia mengatakan penutupan Gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut (mpdl) itu juga berdasarkan surat dari Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Kabupaten Probolinggo Nomor:27/Pem/PHDI-KAB/I/2019 pada 25 Januari 2019 perihal pemberitahuan.
Ia menjelaskan, penutupan itu berlaku untuk seluruh jalur wisata yang menuju kawasan Gunung Bromo yang melalui pintu masuk Cemorolawang Resort Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) Wilayah Tengger Laut Pasir, pintu masuk RPTN Wilayah Gunung Penanjakan, dan pintu masuk Coban Trisula RPTN Wilayah Coban Trisula.
Jalur menuju Gunung Bromo dari arah Probolinggo ditutup mulai Desa Ngadas, Kecamatan Sukapura, sedangkan dari arah Pasuruan ditutup di Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, dan dari arah Malang dan Lumajang ditutup di Blok Jemplang.
Titik penutupan akses wisata Bromo tersebut biasanya dimulai dari pintu masuk di Desa Ngadas, Desa Wonokitri, dan Blok Jemplang, sampai area lautan pasir dengan radius 8 kilometer dari puncak gunung yang berada di empat wilayah kabupaten, yakni Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Malang.
Penutupan Gunung Bromo dilakukan setiap tahun saat Hari Raya Nyepi dan hal tersebut dilakukan untuk menjaga suasana khidmat Hari Raya Nyepi bagi warga Suku Tengger yang beragama Hindu di lereng Gunung Bromo yang tersebar di empat kabupaten tersebut.