REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mendukung program keluarga berencana (KB) dilanjutkan di era saat ini. Meskipun bonus demografi sudah dapat dinikmati Indonesia saat ini karena jumlah usia produktif lebih banyak dibandingkan usia tidak produktif, tetapi program menciptakan keluarga berkualitas dibutuhkan dalam era Revolusi Industri 4.0 saat ini.
"Tetap kita butuh (program) keluarga berencana. bukan karena kekhawatiran pangan tapi justru revolusi industri yang tadi sempat dibicarakan," ujar JK saat membuka Simposium Nasional Tantangan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Memasuki Era Revolusi Industri 4.0 yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Istana Wapres Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (25/2).
Menurut JK, pada era Revolusi Industri 4.0 saat ini, banyak industri yang tidak membutuhkan banyak pekerja. Ia mengatakan, keberadaan pekerja dalam industri akan digantikan dengan kemajuan teknologi yakni mesin-mesin atau mekanisasi.
"Apa yg terjadi? akibat suatu teknologi itu yg berkembang IT, bioteknologi maka industri akan berkembang tapi tidak lagi membutuhkan banyak pekerja, tapi lebih membutuhkan daripada skill dan teknologi itu sendiri," kata JK.
Karena itu, akan ada saat jumlah kebutuhan terhadap pekerja akan menurun. Hal ini, JK mengatakan, tentu harus diantisipasi dengan program KB dari BKBBN.
Sebab, program KB penting untuk menekan banyaknya pekerja yang tidak memiliki kemampuan. Ia juga menilai, ada perluasan dari makna KB yakni selain untuk memerangi kemiskinan, tetapi juga menekan angka lapangan pekerjaan.
"Artinya bahwa KB bukan hanya dibutuhkan pada zaman ada baby boomer, bukan hanya dibutuhkan saat kita takut akan menambah kemiskinan, tapi juga ketakutan bahwa bagaimana lapangan kerja, bagaimana membagi kue kemakmuran apabila yang membaginya terlalu banyak," kata JK.
Sekretaris Utama BKKBN Nofrijal mengatakan tantangan BKKBN pada era Revolusi Industri 4.0 antara lain menargetkan penurunan angka kelahiran, peningkatan kesertaan ber-KB metode modern, penurunan tingkat putus pakai kontrasepsi dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang isu kependudukan, serta menurunnya Keluarga Pra Sejahtera. BKKBN sebagai institusi yang menangani kependudukan dan keluarga berencana dengan pendekatan siklus kehidupan keluarga ingin memastikan dapat menjawab tantangan di era Revolusi Industri 4.0.
"Sejak masa janin dalam kandungan hingga masa lanjut usia, harus dapat menjawab tantangan untuk berkontribusi memanfaatkan era Revolusi Industri 4.0 tersebut," kata Nofrijal.