Senin 25 Feb 2019 15:37 WIB

Lampung Alami Defisit Listrik Lagi

Lampung alami penambahan defisit daya dari 60 megawatt menjadi

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas melakukan monitoring di area Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu Unit 3 dan 4, Tanggamus, lampung, Jumat (16/6).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Petugas melakukan monitoring di area Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu Unit 3 dan 4, Tanggamus, lampung, Jumat (16/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Lampung mengalami penambahan defisit daya dari 60 megawatt (MW) menjadi 189 MW. Defisit tersebut karena pasokan daya listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) di Tarahan dan Bandar Lampung berkurang lantaran pasokan gas kurang.

Dua PLTMG yang memasok daya menggunakan bahan bakar gas yakni PLTMG Sutami, PLTMG New Tarahan, dan PLTMG Mobile Power Plant (MPP) Tarahan.

Baca Juga

Pelaksana Tugas Manajer Komunikasi PT PLN UID Lampung Junarwin mengatakan, kondisi demikian menyebabkan pasokan listrik di Lampung saat ini mengalami pertambahan jumlah defisit daya menjadi 189 MW.

“Sehingga dengan sangat terpaksa PLN UID Lampung melakukan pengurangan beban dan hal ini untuk menghindari agar tidak terjadinya pemadaman yang meluas akibat defisit daya tersebut,” kata Junarwin dalam siaran pers yang diterima, Senin (25/2).

PLTMG Sutami, PLTMG New Tarahan, dan PLTMG Mobile Power Plan (MPP) Tarahan merupakan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar gas sebagai bahan baku utama pembangkit. PLTMG tersebut mengalami masalah, sedangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Way Besai, juga saat ini masih dalam perbaikan atau progress recovery.

PLN UID Lampung mengupayakan percepatan penormalan pasokan gas ke PLTMG tersebut, dan mengoptimalkan pembangkit-pembangkit yang lainnya untuk mendukung pasokan daya listrik di wilayah Lampung.

Ia mengatakan, atas ketidaknyamanan tersebut, manajemen PLN UID Lampung memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh pelanggan.

Sebelumnya, PLTA Way Besai di Kabupaten Lampung Utara, mengalami penonaktifan, setelah longsor melanda waduk tersebut, yang menimbulkan sampah memasuki mesin pembangkit. Dampaknya, terjadi pemadaman listrik bergilir pada waktu beban puncak pada Jumat (22/2).

PT PLN UID Lampung menyatakan PLTA Way Besai dinonaktifkan. Penghentian operasional PLTA Way Besai tersebut, karena terjadi longsor di lingkungan pembangkit. 

Menurut Pelaksana Tugas Manajer Komunikasi PT PLN UID Lampung Junarwin, tanah longsor di sekitar pembangkit PLTA banyak sampah masuk wilayah pembangkit dan menyebabkan air bendungan yang mengalir kotor dan keruh.

Kondisi air yang keruh dan bercampur sampah-sampah tersebut tidak direkomendasikan untuk mengoperasikan turbin di PLTA Way Besai. Akibat dari kondisi tersebut PLTA Way Besai dengan terpaksa dinonaktifkan sementara.

Kondisi pembangkit tersebut mengakibatkan daya mampu listrik di Lampung saat ini menjadi sebesar 918 megawatt (MW). Adapun kondisi beban puncak untuk Provinsi Lampung sebesar 978 MW. Dengan demikian kondisi kelistrikan Lampung saat ini tengah mengalami defisit daya sebesar 60 MW, sebelum pasokan daya dari PLTMG terhenti.

Menurut dia, kemungkinan akan kembali terjadi pemadaman dengan durasi waktu maksimal hingga tiga jam selama proses pemulihan. Adapun upaya pemulihan yang dilakukan, PLN masih melaksanakan percepatan pembersihan sampah di waduk di saluran masuk dan keluarnya air di PLTA Way Besai serta proses pengerukan sedimentasi. Pelaksanaan upaya tersebut diperkirakan akan selesai dalam waktu sepekan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement