REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pemadaman aliran listrik kembali melanda wilayah Lampung. Hampir seluruh Lampung mengalami mati lampu meski berbeda waktu dengan durasi mencapai empat jam. Pemadaman listrik ini terjadi karena kerusakan jaringan transmisi Baturaja (Sumatera Selatan)-Bukit Asam.
Pemadaman listrik terjadi sejak Ahad hingga Selasa (22/12) secara bergantian, dengan lama pemadaman dua sampai empat jam. Mati lampu membuat aktivitas warga terganggu, karena pemadaman terjadi tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dari PT PLN Distribusi Lampung. Selain itu, mati lampu terjadi mencapai tiga kali sehari.
"Sekarang musim hujan dan musim mati lampu di Lampung. Sehari bisa tiga kali, seperti minum obat saja," kata Nurdin, salah seorang dosen di perguruan tinggi negeri ternama di Bandar Lampung, Selasa (22/12).
Ia mengatakan sejak musim mati lampu, banyak aktivitas kerja yang tertunda, dan peralatan elektronik yang rusak. Mati lampu tanpa pemberitahuan ini, telah membuat rencana kerja menjadi berantakan, karena tidak bisa menggunakan komputer atau laptop untuk bekerja.
Mati lampu yang terjadi di Lampung juga berdampak pada usaha mikro dan kecil. Banyak kerugian dari penyewa rental komputer dan internet, serta foto copy di berbagai perguruan tinggi terpaksa menganggur pada siang hari.
"Mati lampu sudah menghilangkan mata pencarian kami. Soalnya, semua peralatan elektronik bergantung sama listrik, untuk membeli genset tidak sanggup," papar Salam, pemilik usaha rental komputer dan internet, serta foto copy di Kampus Universitas Lampung.
Manajer Deputi Hukum dan Humas PT PLN Distribusi Lampung, I Ketut Darpa, mengatakan, penyebab terjadinya mati lampu di wilayah Lampung karena gangguan transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV Batu Raja-Bukit Asam II Permanen.
Kejadian ini, kata dia, mengganggu penghantar listrik Bukit Kemuning-Belambangan Umpu. Gangguan transmisi tersebut berdampak padamnya beberapa pembangkit besar PLTU Tarahan 4 sebesar 100 MW, kemudian PLTU Sebalang II, PLTU Ulu Belu 1 dan 2 sebesar 100 MW.